Senin, 20 April 2015

[028] Al Qashash Ayat 018

««•»»
Surah Al Qashash 18

فَأَصبَحَ فِي المَدينَةِ خائِفًا يَتَرَقَّبُ فَإِذَا الَّذِي استَنصَرَهُ بِالأَمسِ يَستَصرِخُهُ ۚ قالَ لَهُ موسىٰ إِنَّكَ لَغَوِيٌّ مُبينٌ
««•»»
fa-ashbaha fii almadiinati khaa-ifan yataraqqabu fa-idzaa alladzii istansharahu bial-amsi yastashrikhuhu qaala lahu muusaa innaka laghawiyyun mubiinun
««•»»
Karena itu, jadilah Musa di kota itu merasa takut menunggu-nunggu de- ngan khawatir (akibat perbuatannya), maka tiba-tiba orang yang meminta pertolongan kemarin berteriak meminta pertolongan kepadanya. Musa berkata kepadanya: "Sesungguhnya kamu benar-benar orang sesat yang nyata (kesesatannya)".
««•»»
He rose at dawn in the city, fearful and vigilant, when behold, the one who had sought his help the day before, shouted for his help [once again]. Moses said to him, ‘You are indeed manifestly perverse!’
««•»»

Pengampunan Tuhannya telah menjadikan hatinya lega dan lapang, tetapi bagaimana dengan masyarakat yang ia hidup di kalangan mereka ? Apakah mereka akan membiarkannya saja bila pembunuhan itu diketahui oleh mereka? Inilah yang sangat mengganggu ketenteraman hati Musa dan selalu menjadi buah pikirannya. Oleh sebab itu dia dengan sembunyi-sembunyi berjalan kian kemari mendengar-dengarkan apakah perbuatannya itu telah diketahui orang dan bila mereka telah tahu, bagaimana sikap mereka apakah tindakan yang mereka ambil terhadapnya. Ketika ia menyusuri kota itu kelihatan olehnya orang yang ditolongnya dahulu berteriak lagi minta tolong kepadanya agar ia membantunya sekali lagi melawan orang Qibti yang lain.

Rupanya orang yang ditolongnya dahulu itu terlibat lagi dalam persengketaan dan perkelahian dengan orang Mesir pula Mangkin orang itu meminta kepadanya supaya ia membunuh lagi orang Mesir itu sebagaimana ia telah membunuh dahulu. Tergambarlah dalam otaknya bagaimana ia telah berbuat dosa dengan pembunuhan itu tetapi Tuhan dengan rahmat dan kasih sayangnya, telah mengampuni kesalahannya. Apakah ia akan berbuat kesalahan lagi, apalagi ia telah berjanji pula dengan Tuhannya bahwa dia tidak akan mengulangi lagi perbuatan itu. Oleh sebab itu ia berkata kepada orang Israel, sesungguhnya engkau ini adalah orang yang seat. Tetapi di samping gambaran itu, tergambar pula dalam pikirannya nasib kaumnya yang terhina yang selalu dianiaya oleh orang-orang Mesir, maka bangkit pulalah rasa amarahnya dan hampir saja ia menyerang orang Mesir itu. Tetapi sebelum ia maju menyerang, orang itu membentaknya dengan mengatakan, apakah engkau hendak membunuhku pula seperti yang engkau lakukan terhadap seseorang kemarin? Rupanya orang itu sudah mengenal rupa dan bentuknya karena orang-orang di kota itu ramai membicarakan pembunuhan itu dan selalu memperbincangkan tentang bentuk dan rupa orang yang melakukan. Kemudian orang Mesir itu membuat bentakan lagi , "Sesungguhnya engkau ini adalah seorang yang ingin menjadi penguasa yang bertindak sewenang-wenang di muka bumi. Engkau bukanlah termasuk orang-orang yang berbuat baik". Dengan bentakan itu sadarlah Musa kembali dan ingatlah ia akan janjinya bahwa dia tidak akan mengulangi kesalahannya lagi sehingga dia tidak jadi memukul orang itu.

Menurut pendapat sebagian mufassirin yang mengucapkan kata-kata tersebut kepada Musa bukanlah orang Mesir tetapi orang Israel yang telah ditolongnya itu, karena Musa menuduhnya sebagai seorang yang sesat dan hendak memukulnya.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Karena itu, jadilah Musa di kota itu merasa takut menunggu-nunggu dengan khawatir) apa yang bakal dilakukan oleh keluarga orang yang telah dibunuhnya itu terhadap dirinya (maka tiba-tiba orang yang meminta pertolongan kemarin berteriak-teriak meminta pertolongan kepadanya) maksudnya minta tolong lagi dari orang Mesir yang lain. (Musa berkata kepadanya, "Sesungguhnya kamu benar-benar orang sesat yang nyata.") kesesatannya, karena apa yang telah kamu perbuat kemarin dan sekarang ini.
««•»»
In the morning he was in the city, fearful, vigilant, waiting to see what would happen to him [in reaction] from the side of the slain man; — when behold, the one who had sought his help the day before cried out to him for help [again], asking for his help against another Egyptian. Moses said to him, ‘Clearly you are a trouble-maker!’, whose trouble-making is evident, judging by what you did yesterday and today.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 17][AYAT 19]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
18of88
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=28&tAyahNo=18&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#28:18

[028] Al Qashash Ayat 017

««•»»
Surah Al Qashash 17

قالَ رَبِّ بِما أَنعَمتَ عَلَيَّ فَلَن أَكونَ ظَهيرًا لِلمُجرِمينَ
««•»»
qaala rabbi bimaa an'amta 'alayya falan akuuna zhahiiran lilmujrimiina
««•»»
Musa berkata: "Ya Tuhanku, demi ni'mat yang telah Engkau anugerah- kan kepadaku, aku sekali-kali tiada akan menjadi penolong bagi orang- orang yang berdosa".
««•»»
He said, ‘My Lord! As You have blessed me, I will never be a supporter of the guilty.’
««•»»

Di kala itu ia memohonkan ampun kepada Tuhannya, seraya berkata, "Sesungguhnya aku ini telah menganiaya diriku sendiri dengan melakukan pembunuhan terhadap seorang yang tidak boleh dibunuh maka ampunilah dosaku ini dan janganlah Engkau siksa aku karena perbuatanku yang tidak kusengaja itu". Allah Yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang terhadap hamba-Nya, mengampuni kesalahan Musa itu, dan dengan pengampunan itu tenteramlah hati Musa dan bebaslah dia dari kebimbangan dan kesusahan memikirkan nasibnya karena melakukan perbuatan dosa itu. Memang pengampunan itu adalah rahmat dan karunia dari Allah.

Di antara karunia-Nya yang banyak kepada Musa sebagai tersebut dalam firman-Nya:
وقتلت نفسا فنجيناك من الغم وفتناك فتونا
Dan kamu pernah membunuh seorang manusia, lalu Kami selamatkan kamu dari kesusahan dan Kami telah mencobamu dengan beberapa cobaan.
(QS. Thahaa [20]:40)

Karena dosanya telah diampuni Tuhan barulah dia merasa lega dan menyadari bahwa pengampunan itu adalah karena rahmat dan karunia Tuhannya yang diberikan kepadanya. Dia berjanji bahwa dia tidak akan melakukan kesalahan itu lagi dan tidak akan menjadi pembantu bagi orang yang melakukan kesalahan apalagi bantuan itu akan membawa kepada penganiayaan atau pembunuhan.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Musa berkata, "Ya Rabbku! Demi nikmat yang telah Engkau limpahkan) (kepadaku) berupa ampunan, peliharalah diriku ini (aku sekali-kali tiada akan menjadi penolong) yakni menjadi pembantu (bagi orang-orang yang berdosa.") yaitu orang-orang kafir sesudah peristiwa ini, jika Engkau memelihara diriku.
««•»»
He said, ‘My Lord, forasmuch as You have been gracious to me, with forgiveness, protect me [so], I will never be a partisan, a supporter, of the criminals’, the disbelievers henceforth, if you were to protect me.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 16][AYAT 18]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
17of88
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=28&tAyahNo=17&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#28:17

[028] Al Qashash Ayat 016

««•»»
Surah Al Qashash 16

قالَ رَبِّ إِنّي ظَلَمتُ نَفسي فَاغفِر لي فَغَفَرَ لَهُ ۚ إِنَّهُ هُوَ الغَفورُ الرَّحيمُ
««•»»
qaala rabbi innii zhalamtu nafsii faighfir lii faghafara lahu innahu huwa alghafuuru alrrahiimu
««•»»
Musa mendo'a: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri karena itu ampunilah aku". Maka Allah mengampuninya, sesungguhnya Allah Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
««•»»
He said, ‘My Lord! I have wronged myself. Forgive me!’ So He forgave him. Indeed He is the All-forgiving, the All-merciful.
««•»»

Di kala itu ia memohonkan ampun kepada Tuhannya, seraya berkata, "Sesungguhnya aku ini telah menganiaya diriku sendiri dengan melakukan pembunuhan terhadap seorang yang tidak boleh dibunuh maka ampunilah dosaku ini dan janganlah Engkau siksa aku karena perbuatanku yang tidak kusengaja itu". Allah Yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang terhadap hamba-Nya, mengampuni kesalahan Musa itu, dan dengan pengampunan itu tenteramlah hati Musa dan bebaslah dia dari kebimbangan dan kesusahan memikirkan nasibnya karena melakukan perbuatan dosa itu. Memang pengampunan itu adalah rahmat dan karunia dari Allah.

Di antara karunia-Nya yang banyak kepada Musa sebagai tersebut dalam firman-Nya:
وقتلت نفسا فنجيناك من الغم وفتناك فتونا
Dan kamu pernah membunuh seorang manusia, lalu Kami selamatkan kamu dari kesusahan dan Kami telah mencobamu dengan beberapa cobaan.
(QS. Thahaa [20]:40)

Karena dosanya telah diampuni Tuhan barulah dia merasa lega dan menyadari bahwa pengampunan itu adalah karena rahmat dan karunia Tuhannya yang diberikan kepadanya. Dia berjanji bahwa dia tidak akan melakukan kesalahan itu lagi dan tidak akan menjadi pembantu bagi orang yang melakukan kesalahan apalagi bantuan itu akan membawa kepada penganiayaan atau pembunuhan.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Musa berkata,) seraya menyesal ("Ya Rabbku! Sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri) karena telah membunuh orang Mesir itu (karena itu ampunilah aku." Maka Allah mengampuninya, Sesungguhnya Dia adalah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang). Dia bersifat demikian sejak zaman Azali dan untuk selama-lamanya.
««•»»
He said, remorsefully, ‘My Lord, I have indeed wronged myself, by killing him, so forgive me!’ So He forgave him. Truly He is the Forgiving, the Merciful, that is to say, the One Who has always possessed, and will always possess, these two attributes.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 15][AYAT 17]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
16of88
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=28&tAyahNo=16&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#28:16

[028] Al Qashash Ayat 015

««•»»
Surah Al Qashash 15

وَدَخَلَ الْمَدِينَةَ عَلَى حِينِ غَفْلَةٍ مِنْ أَهْلِهَا فَوَجَدَ فِيهَا رَجُلَيْنِ يَقْتَتِلَانِ هَذَا مِنْ شِيعَتِهِ وَهَذَا مِنْ عَدُوِّهِ فَاسْتَغَاثَهُ الَّذِي مِنْ شِيعَتِهِ عَلَى الَّذِي مِنْ عَدُوِّهِ فَوَكَزَهُ مُوسَى فَقَضَى عَلَيْهِ قَالَ هَذَا مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ عَدُوٌّ مُضِلٌّ مُبِينٌ
««•»»
wadakhala almadiinata 'alaa hiini ghaflatin min ahlihaa fawajada fiihaa rajulayni yaqtatilaani haadzaa min syii'atihi wahaadzaa min 'aduwwihi faistaghaatsahu alladzii min syii'atihi 'alaa alladzii min 'aduwwihi fawakazahu muusaa faqadaa 'alayhi qaala haadzaa min 'amali alsysyaythaani innahu 'aduwwun mudhillun mubiinun
««•»»
Dan Musa masuk ke kota (Memphis) ketika penduduknya sedang lengah {1116}, maka didapatinya di dalam kota itu dua orang laki-laki yang berkelahi; yang seorang dari golongannya (Bani Israil) dan seorang (lagi) dari musuhnya (kaum Fir'aun). Maka orang yang dari golongannya meminta pertolongan kepadanya, untuk mengalahkan orang yang dari musuhnya lalu Musa meninjunya, dan matilah musuhnya itu. Musa berkata: "Ini adalah perbuatan syaitan {1117} sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang menyesatkan lagi nyata (permusuhannya).
{1116} Maksudnya: tengah hari, di waktu penduduk sedang istirahat.
{1117} Maksudnya: Musa menyesal atas kematian orang itu disebabkan pukulannya, karena Dia bukanlah bermaksud untuk membunuhnya, hanya semata-mata membela kaumnya.
««•»»
[One day] he entered the city at a time when its people dwelt in distraction. He found there two men fighting, this one from among his followers, and that one from his enemies. The one who was from his followers sought his help against him who was from his enemies. So Moses hit him with his fist, whereupon he expired. He said, ‘This is of Satan’s doing. Indeed he is an enemy, manifestly misguiding.’
««•»»

Pada suatu hari Musa menyelinap masuk ke kota tanpa diketahui orang banyak, yaitu ketika orang-orang sedang tidur siang hari sesudah waktu Zuhur. Di sana ia melihat dua orang sedang berkelahi, yang seorang adalah dari kaum Bani Israel dan seorang lagi dari bangsa Qibti, penduduk asli negeri Mesir yang dianggapnya sebagai musuhnya karena mereka selalu menghina dan menganggap rendah golongan Bani Israel.

Salah seorang dari kaumnya itu berteriak meminta tolong untuk melepaskannya dari kekejaman lawannya. Di waktu itu timbullah amarahnya yang amat sangat dan bangkitlah rasa fanatik kepada kaumnya. Maka dengan cepat ia memburu orang Israel itu dan tanpa memikirkan akibat perbuatannya, karena amarahnya, dipukulnya orang Qibti itu dengan sekuat tenaga.

Akibat pukulan yang dahsyat itu orang Qibti rubuh ke tanah, tidak bergerak lagi, karena ia sudah mati. Sebenarnya Musa tidak sekali-kali bermaksud hendak membunuhnya, tetapi ternyata orang itu sudah mati dengan sekali pukulan saja Musa amat menyesal atas keterlanjurannya itu dan menganggap tindakannya itu adalah tindakan yang salah, tindakan yang tergopoh-gopoh, dan dia berkata kepada dirinya sendiri. "Perbuatanku ini adalah perbuatan setan yang selalu memperdayakan manusia agar melakukan kelaliman dan maksiat Sesungguhnya aku telah terperosok masuk perangkap setan yang menjadi musuh manusia yang selalu berusaha untuk menyesatkannya.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan masuklah) Musa (ke kota) yakni ke kota Firaun, yaitu kota Memphis, sesudah sekian lama ia meninggalkannya (ketika penduduknya sedang lengah) yaitu, pada saat orang-orang istirahat di siang hari (maka didapatinya di dalam kota itu dua orang laki-laki yang berkelahi; yang seorang dari bangsanya) dari kalangan Bani Israel (dan seorang lagi dari musuhnya) yakni, seorang bangsa Mesir.

Pada mulanya orang Mesir itu menghina warga Bani Israel itu sewaktu orang Mesir itu menyuruhnya untuk membawa kayu bakar ke dapur raja Firaun. (Maka orang yang dari bangsanya meminta pertolongan kepadanya, untuk mengalahkan orang yang dari musuhnya)

Musa berkata kepada orang Mesir itu, "Lepaskanlah dia dan biarkan dia pergi!". Menurut suatu riwayat disebutkan, bahwa orang Mesir itu berkata kepada Musa, "Sungguh aku berniat untuk menyeretnya ke hadapanmu" (lalu Musa meninjunya) memukulnya dengan kepalan tangannya. Musa sangat kuat lagi keras pukulannya (dan musuhnya itupun mati).

Musa telah membunuhnya, padahal Musa tidak bermaksud untuk membunuh, lalu ia menguburnya di dalam pasir (Musa berkata, "Ini adalah) membunuh orang ini (perbuatan setan) yang telah menggelorakan amarahku (sesungguhnya setan itu adalah musuh) bagi anak Adam (yang menyesatkan) dia (lagi nyata.") permusuhannya.

««•»»
And he, Moses, entered the city, Pharaoh’s city, Memphis, having been absent from it for a while, at a time when its people were oblivious, the time of the afternoon nap, and found therein two men fighting, one of his own faction, namely, an Israelite, and the other of his enemies, in other words, an Egyptian, who was exploiting an Israelite to carry firewood to Pharaoh’s kitchen. So the one who was of his faction called to him for help against the one who was of his enemies, and so Moses said to him, ‘Leave him be!’, and it is said that he replied to Moses [thus]: ‘I am truly considering making you carry this [firewood]!’. So Moses punched him, that is, he hit him with his fist clenched — he [Moses] was a strong man with a powerful strike, and did away with him, that is, he killed him, but he had not intended to kill him. He buried him in the sand. He said, ‘This, killing of him, is of Satan’s doing, inciting my anger. Indeed he is an enemy, to the son of Adam, a manifest misleader’, of him.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 14][AYAT 16]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
15of88
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=28&tAyahNo=15&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#28:15

Senin, 06 April 2015

[028] Al Qashash Ayat 014

««•»»
Surah Al Qashash 14

وَلَمَّا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَاسْتَوَى آتَيْنَاهُ حُكْمًا وَعِلْمًا وَكَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ
««•»»
walammaa balagha asyuddahu waistawaa aataynaahu hukman wa'ilman wakadzaalika najzii almuhsiniina
««•»»
Dan setelah Musa cukup umur dan sempurna akalnya, Kami berikan ke- padanya hikmah (kenabian) dan pengetahuan. Dan demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
««•»»
When he came of age and became fully matured, We gave him judgement and knowledge, and thus do We reward the virtuous.
««•»»

Pada ayat-ayat ini Allah menerangkan bahwa setelah Musa sampai kepada umur dewasa Allah SWT mengaruniakan kepadanya ilmu dan hikmah karena ketaatan dan patuhnya kepada Tuhannya dan kesabaran menghadapi berbagai macam cobaan. Sudah sewajarnyalah bila Musa mengetahui dari ibunya dan ibunya tentu menceritakan kepadanya bagaimana halnya di waktu kecil dan bagaimana ia sampai dapat tinggal di istana keluarga raja Firaun.

Padahal ia hanya anak orang yang biasa dari Bani Israel yang selalu dihina dan diperhamba oleh Firaun dan kaumnya. Tentu saja hal ini akan menimbulkan rasa tidak enak pada dirinya walaupun Firaun telah berjasa besar terhadapnya dengan mendidik dan mengasuhnya semenjak dari kecil sampai menjadi seorang laki-laki dewasa yang segar bugar, sehat wal afiat baik fisik maupun mentalnya.

Rasa simpati kepada kerabat dan kaum adalah naluri yang tak dapat dicabut dari jiwa seseorang, apalagi dari diri Musa yang setiap hari melihat Bani Israel ditindas dan dianiaya oleh orang-orang Qibti penduduk negeri Mesir itu. Tetapi berkat kesabaran yang dimilikinya, sebagai karunia dari Allah, ia dapat menahan hatinya sampai Allah memberikan jalan baginya untuk mengangkat kaumnya dari lembah kehinaan dan penderitaan itu.

Justru karena kesabarannya dan kebaikan budi dan tingkah lakunya dan tentu saja karena patuhnya menjalankan ajaran agama kaumnya Bani Israel, dia dikaruniai Allah ilmu dan hikmah sebagai persiapan untuk mengangkatnya, kemudian menjadi Rasul yang akan menyampaikan risalah kepada kaumnya dan kepada Firaun sendiri yang sudah sangat sombong dan takabur sampai ia mengangkat dirinya sebagai tuhan.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan setelah Musa cukup umur) telah mencapai umur tiga puluh tahun atau tiga puluh tiga tahun (dan sempurna akalnya) yaitu telah mencapai umur empat puluh tahun (Kami berikan kepadanya hikmah) yakni kebijaksanaan (dan ilmu) yaitu pengetahuan tentang agama sebelum ia diutus menjadi Nabi. (Dan demikianlah) Kami memberikan balasan kepada Musa (Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik) untuk diri mereka sendiri.
««•»»
And when he came of age, namely, at 30 or 33, and [then] was [fully] mature, that is, when he reached the age of 40, We gave him judgement, wisdom, and knowledge, comprehension of religious matters before he was sent as a prophet. And so, just as We rewarded him, do We reward those are virtuous, to their own souls.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 13][AYAT 15]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
14of88
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=28&tAyahNo=14&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#28:14

[028] Al Qashash Ayat 013

««•»»
Surah Al Qashash 13

فَرَدَدْنَاهُ إِلَى أُمِّهِ كَيْ تَقَرَّ عَيْنُهَا وَلَا تَحْزَنَ وَلِتَعْلَمَ أَنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ
««•»»
faradadnaahu ilaa ummihi kay taqarra 'aynuhaa walaa tahzana walita'lama anna wa'da allaahi haqqun walaakinna aktsarahum laa ya'lamuuna
««•»»
Maka kami kembalikan Musa kepada ibunya, supaya senang hatinya dan tidak berduka cita dan supaya ia mengetahui bahwa janji Allah itu adalah benar, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.
««•»»
Thus We restored him to his mother so that she might be comforted and not grieve, and that she might know that Allah’s promise is true, but most of them do not know.
««•»»

Pada ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa diilhamkannya kepada ibu Musa berarti telah terlaksana janji Allah yakni dengan mengembalikan Musa kepadanya supaya tenteram hatinya dan tidak gelisah dan merasa sedih lagi. Demikianlah Allah telah menepati janji-Nya dan akan mengangkat Musa nanti menjadi Rasul; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui hal itu. Siapa menyangka bahwa seorang anak yang telah diincar maut karena dia anak dari Bani Israel kemudian disayangi dan diasuh dalam istana dengan penuh rasa cinta dan kasih dengan harapan dia akan berjasa nantinya bila dia besar tetapi nyatanya anak itu akan menjadi Rasul dan menentang kekuasaan Firaun bahkan meruntuhkan kerajaan itu sendiri.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Maka Kami kembalikan Musa kepada ibunya supaya senang hatinya) karena bertemu kembali dengannya (dan tidak berduka cita) setelah itu (dan supaya ia mengetahui bahwa janji Allah itu) yang akan mengembalikan Musa kepadanya (adalah benar, tetapi kebanyakan mereka) yakni manusia (tidak mengetahui) janji ini, dan mereka tidak pula mengetahui, bahwa Maryam adalah saudara Musa dan wanita yang dibawanya adalah ibunya sendiri. Kemudian Musa tinggal bersama ibunya sampai masa penyapihan; setiap hari ibu Musa menerima upah pekerjaan menyusuinya sebanyak satu Dinar. Ibu Musa mau menerimanya karena menganggap bahwa uang itu adalah harta perang. Setelah itu ia membawanya kembali kepada Firaun, sejak itu Musa dibesarkan di lingkungan istana Firaun, sebagaimana yang telah diungkapkan oleh firman-Nya sewaktu menceritakan tentang Musa dalam surah Asy Syu`ara, yaitu, "Bukankah kami telah mengasuhmu di dalam (keluarga) kami waktu kamu masih kanak-kanak dan kamu tinggal bersama kami beberapa tahun dari umurmu."

(Q.S. Asy Syu`ara, 18).
««•»»
Thus We restored him to his mother so that her eyes might delight, in seeing him [again], and not grieve, thereat, and that she might know that God’s promise, to restore him to her, is true; but most of them, that is, the people, do not know, about this promise, or of the fact that this was his sister and the other was his mother. He [Moses] remained with her until he was weaned during which time she was paid wages at one dinar per day. She took this because it was money from enemy territory (harbī). She then brought him [back] to Pharaoh in whose household he was raised, as God recounts of him in sūrat al-Shu‘arā’ [Q. 26:18], Did we not rear you among us as a child, and did you not stay with us for years of your life?

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 12][AYAT 14]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
13of88
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=28&tAyahNo=13&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#28:13

[028] Al Qashash Ayat 012

««•»»
Surah Al Qashash 11

۞ وَحَرَّمنا عَلَيهِ المَراضِعَ مِن قَبلُ فَقالَت هَل أَدُلُّكُم عَلىٰ أَهلِ بَيتٍ يَكفُلونَهُ لَكُم وَهُم لَهُ ناصِحونَ
««•»»
waharramnaa 'alayhi almaraadi'a min qablu faqaalat hal adullukum 'alaa ahli baytin yakfuluunahu lakum wahum lahu naasihuuna
««•»»
Dan Kami cegah Musa dari menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusui(nya) sebelum itu; maka berkatalah saudara Musa: "Mau- kah kamu aku tunjukkan kepadamu ahlul bait yang akan memeliharanya untukmu dan mereka dapat berlaku baik kepadanya?".
««•»»
We had forbidden him to be suckled by any nurse since before. So she[1] said, ‘Shall I show you a household that will take care of him for you and will be his well-wishers?’
[1] That is, Moses’ sister.
««•»»

Walaupun hatinya sudah tenteram, tetapi disuruhnya juga saudaranya perempuan Musa mencari-cari dari berita tentang saudaranya itu. Pergilah saudaranya ke pasar-pasar dan ke tempat-tempat yang agak ramai untuk mendengarkan pembicaraan orang-orang kalau-kalau ada di antara mereka yang membicarakan anak yang dihanyutkan ke sungai. Akhirnya dia melihat sendiri dari jauh anak itu telah diangkat ke istana Firaun, sedang orang-orang ramai melihat kejadian yang aneh itu.

Di istana orang-orang amat sibuk mencari siapa yang menyusukan anak itu, karena ia menolak setiap wanita yang hendak menyusukannya. Setelah saudara Musa mengetahui hal ini diapun memberanikan diri tampil ke muka dan mengatakan bahwa ia mengetahui seorang wanita yang sehat dan banyak air susunya, dan mungkin anak itu mau disusukan oleh wanita itu. Wanita itu dari keluarga baik-baik dan pasti anak itu akan dijaga dengan penuh perhatian dan penuh rasa kasih sayang.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa setelah saudara Musa mengucapkan kata-kata seperti itu, dia dibawa ke istana dan mereka memandang kepadanya dengan rasa curiga lalu mengemukakan pertanyaan "Dari mana engkau tahu bahwa keluarganya akan menjaganya dengan baik dan akan menumpahkan kasih sayang mereka terhadapnya?"

Saudara Musa menjawab: "Tentu saja mereka akan berbuat demikian karena mengharapkan kesenangan hati raja Firaun dan mengharapkan pemberian yang banyak dari padanya. Dengan jawaban ini hilanglah kecurigaannya dan mereka membawa Musa ke rumah ibunya.

Sesampainya di rumah ibunya itu, ibunya mengambilnya kepangkuannya untuk disusukan, dan dengan segera mulut Musa menangkap puting susu ibunya. Mereka yang hadir sangat gembira melihat hal itu dan dikirimlah utusan permaisuri raja untuk memberitakan hal itu, Permaisuri memanggil ibu Musa dan memberinya hadiah dan pemberian yang banyak serta meminta kepadanya supaya ia bersedia tinggal di istana untuk merawat dan mengasuh Musa.

Ibu Musa menolak tawaran itu dengan halus dan mengatakan kepada permaisuri bahwa dia mempunyai suami dan anak-anak dan tidak sampai hati meninggalkan mereka. Dia mengharap permaisuri mengizinkan membawa Musa ke rumahnya. Permaisuri tidak merasa keberatan atas usul itu dan mengizinkan Musa di bawa ke rumah ibunya. Permaisuri memberinya perongkosan yang cukup di samping itu diberinya pula hadiah berupa uang pakaian dan lain sebagainya.

Akhirnya kembalilah ibu Musa ke rumahnya membawa anak kandungnya dengan hati yang senang dan gembira. Allah telah menghilangkan semua kegelisahan dan kekhawatirannya dan menggantinya dengan ketenteraman, kemuliaan dan rezeki yang melimpah. Disebutkan dalam sebuah hadis "Orang yang berbuat kebaikan dan ikhlas mengerjakannya adalah seperti seorang ibu yang menyusui anaknya, sedang ia mendapat upah pula".

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan Kami cegah Musa menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusukannya sebelum itu) maksudnya sebelum ia kembali berada di tangan ibunya. Yakni, Kami cegah dia untuk menerima air susu perempuan-perempuan yang mau menyusuinya selain dari air susu ibunya sendiri.

Maka Nabi Musa menolak semua air susu perempuan-perempuan yang dihadirkan untuk menyusuinya (maka berkatalah ia) yakni saudara perempuan Musa, ("Maukah kalian aku tunjukkan kepada ahlul bait) ketika dia melihat mereka menaruh rasa belas kasihan kepada Musa (yang akan memeliharanya untuk kalian) yakni, yang akan menyusuinya dan mengurusnya (dan mereka dapat berlaku baik kepadanya?") menurut penafsiran lain Dhamir Lahu kembali kepada Raja Firaun, sebagai reaksi dari para pembantunya.

Maksudnya setelah mereka mendengar usul saudara Musa, maka mereka menyetujui dan memperkuatnya dengan mengatakannya pula kepada Raja Firaun. Akhirnya permintaan Maryam dikabulkan, ia datang membawa ibu Musa, ternyata Musa mau menerima air susunya.

Kemudian Maryam. memberikan pendapat kepada mereka, bahwa ibu Musa adalah seorang wanita yang harum baunya dan baik air susunya. Maka ibu Musa diizinkan untuk menyusuinya di rumahnya sendiri, akhirnya ibu Musa kembali membawa bayinya. Sebagaimana yang diungkapkan oleh firman-Nya,

««•»»
And We had forbidden him to [take to the breasts of] fostermothers from before, that is to say, we prevented him from taking to the breasts of any suckling mother other than his own mother. Therefore he would not accept the breasts of any of the foster-mothers brought for him. So she, his sister, said, ‘Shall I show you a household — having seen their affection for him — who will take care of him for you, by having him suckled and so on, and who will act in good faith towards him?’ (the [suffixed] pronoun in lahu has been interpreted as referring to the king, as a response to them [when they asked Mary how she could be sure]). Her suggestion was accepted. So she brought his mother and he took to her breast. She explained to them that he had taken to her [breast] because of her pleasant scent and the wholesome taste of her milk. Permission was given to her to breast-feed him in her own house and so she returned with him, just as God, exalted be He, says:
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 11][AYAT 13]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
12of88
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=28&tAyahNo=12&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#28:12

[028] Al Qashash Ayat 011

««•»»
Surah Al Qashash 11

وَقالَت لِأُختِهِ قُصّيهِ ۖ فَبَصُرَت بِهِ عَن جُنُبٍ وَهُم لا يَشعُرونَ
««•»»
waqaalat li-ukhtihi qushshiihi fabashurat bihi 'an junubin wahum laa yasy'uruuna
««•»»
Dan berkatalah ibu Musa kepada saudara Musa yang perempuan: "Ikuti- lah dia" Maka kelihatanlah olehnya Musa dari jauh, sedang mereka tidak mengetahuinya,
««•»»
She said to his sister, ‘Follow him.’ So she watched him from a distance, while they were not aware.
««•»»
Walaupun hatinya sudah tenteram, tetapi disuruhnya juga saudaranya perempuan Musa mencari-cari dari berita tentang saudaranya itu. Pergilah saudaranya ke pasar-pasar dan ke tempat-tempat yang agak ramai untuk mendengarkan pembicaraan orang-orang kalau-kalau ada di antara mereka yang membicarakan anak yang dihanyutkan ke sungai. Akhirnya dia melihat sendiri dari jauh anak itu telah diangkat ke istana Firaun, sedang orang-orang ramai melihat kejadian yang aneh itu.

Di istana orang-orang amat sibuk mencari siapa yang menyusukan anak itu, karena ia menolak setiap wanita yang hendak menyusukannya. Setelah saudara Musa mengetahui hal ini diapun memberanikan diri tampil ke muka dan mengatakan bahwa ia mengetahui seorang wanita yang sehat dan banyak air susunya, dan mungkin anak itu mau disusukan oleh wanita itu. Wanita itu dari keluarga baik-baik dan pasti anak itu akan dijaga dengan penuh perhatian dan penuh rasa kasih sayang.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa setelah saudara Musa mengucapkan kata-kata seperti itu, dia dibawa ke istana dan mereka memandang kepadanya dengan rasa curiga lalu mengemukakan pertanyaan "Dari mana engkau tahu bahwa keluarganya akan menjaganya dengan baik dan akan menumpahkan kasih sayang mereka terhadapnya?"

Saudara Musa menjawab: "Tentu saja mereka akan berbuat demikian karena mengharapkan kesenangan hati raja Firaun dan mengharapkan pemberian yang banyak dari padanya. Dengan jawaban ini hilanglah kecurigaannya dan mereka membawa Musa ke rumah ibunya.

Sesampainya di rumah ibunya itu, ibunya mengambilnya kepangkuannya untuk disusukan, dan dengan segera mulut Musa menangkap puting susu ibunya. Mereka yang hadir sangat gembira melihat hal itu dan dikirimlah utusan permaisuri raja untuk memberitakan hal itu, Permaisuri memanggil ibu Musa dan memberinya hadiah dan pemberian yang banyak serta meminta kepadanya supaya ia bersedia tinggal di istana untuk merawat dan mengasuh Musa.

Ibu Musa menolak tawaran itu dengan halus dan mengatakan kepada permaisuri bahwa dia mempunyai suami dan anak-anak dan tidak sampai hati meninggalkan mereka. Dia mengharap permaisuri mengizinkan membawa Musa ke rumahnya. Permaisuri tidak merasa keberatan atas usul itu dan mengizinkan Musa di bawa ke rumah ibunya. Permaisuri memberinya perongkosan yang cukup di samping itu diberinya pula hadiah berupa uang pakaian dan lain sebagainya.

Akhirnya kembalilah ibu Musa ke rumahnya membawa anak kandungnya dengan hati yang senang dan gembira. Allah telah menghilangkan semua kegelisahan dan kekhawatirannya dan menggantinya dengan ketenteraman, kemuliaan dan rezeki yang melimpah. Disebutkan dalam sebuah hadis "Orang yang berbuat kebaikan dan ikhlas mengerjakannya adalah seperti seorang ibu yang menyusui anaknya, sedang ia mendapat upah pula".

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan ibu Musa berkata kepada saudara perempuan Musa) bernama Maryam, ("Ikutilah dia") maksudnya ikutilah jejaknya sehingga kamu mengetahui bagaimana kesudahan beritanya. (Maka kelihatanlah olehnya Musa) dia mengawasinya (dari jauh) dari tempat yang jauh seraya menguntitnya (sedangkan mereka tidak mengetahui) bahwa dia adalah saudara perempuan dari bayi tersebut, dan bahwasanya keberadaannya itu adalah untuk mengikuti jejaknya.
««•»»
And she said to his sister, Mary, ‘Follow him’, in other words, follow where he goes in order to find out his news. So she watched him from afar, from a distance, secretly, while they were not aware, that she was his sister, or that she was [even] watching him.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 10][AYAT 12]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
11of88
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=28&tAyahNo=11&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#28:11