Selasa, 12 Mei 2015

[028] Al Qashash Ayat 020

««•»»
Surah Al Qashash 20

وَجَاءَ رَجُلٌ مِنْ أَقْصَى الْمَدِينَةِ يَسْعَى قَالَ يَا مُوسَى إِنَّ الْمَلَأَ يَأْتَمِرُونَ بِكَ لِيَقْتُلُوكَ فَاخْرُجْ إِنِّي لَكَ مِنَ النَّاصِحِينَ
««•»»
wajaa-a rajulun min aqshaa almadiinati yas'aa qaala yaa muusaa inna almala-a ya/tamiruuna bika liyaqtuluuka faukhruj innii laka mina alnnaasihiina
««•»»
Dan datanglah seorang laki-laki dari ujung kota bergegas-gegas seraya berkata: "Hai Musa, sesungguhnya pembesar negeri sedang berunding tentang kamu untuk membunuhmu, sebab itu keluarlah (dari kota ini) sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang memberi nasehat kepadamu".
««•»»
And there came a man from the city outskirts, hurrying. He said, ‘Moses! The elite are indeed conspiring to kill you. So leave. I am indeed your well-wisher.’
««•»»

Pada ayat ini Allah SWT menerangkan, bahwa seorang laki-laki dari kaum Firaun yang menghadiri musyawarah yang diadakan Firaun bersama pembesar-pembesar dan para cerdik cendikiawan, yang memutuskan bahwa Musa harus dibunuh, datang menjumpai Musa, memberitahukan kepadanya rencana jahat itu, karena ia sangat bersimpati dan hormat kepadanya ia minta supaya Musa segera meninggalkan negeri Mesir; kalau tidak, mungkin ia akan tertangkap dan dibunuh, karena mereka sedang menyiapkan polisi dan tentara rahasia untuk mengepung dan menangkapnya Ia menyatakan kepada Musa semua yang dibicarakannya itu adalah benar dan ia menasihati Musa agar ia lari dengan segera. Nasihat itu benar-benar timbul dari hatinya yang ikhlas dan benar-benar untuk keselamatan Musa sendiri.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan datanglah seorang laki-laki) dia adalah seorang yang beriman dari kalangan keluarga Firaun (dari ujung kota) dari batas kota (bergegas-gegas) berjalan cepat dengan memotong jalan (seraya berkata, "Hai Musa! Sesungguhnya pembesar negeri) dari kalangan kaum Firaun (sedang berunding tentang kamu) maksudnya, mereka sedang bermusyawarah tentang dirimu (untuk membunuhmu, sebab itu keluarlah) dari kota ini (sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang memberi nasihat.") yakni, saranku ini -perintah agar kamu keluar- adalah nasihat.
««•»»
And a man, who was the [only] believer among Pharaoh’s kinsfolk, came from the outskirts of the city, hastening, walking fast, via a route quicker than theirs. He said, ‘O Moses, lo! the council, of Pharaoh’s folk, are conspiring, discussing [the means], to slay you. So leave, the city. Truly I am speaking to you in good faith’, in bidding you to leave.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 19][AYAT 21]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
20of88
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=28&tAyahNo=20&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#28:20

[028] Al Qashash Ayat 019

««•»»
Surah Al Qashash 19

فَلَمّا أَن أَرادَ أَن يَبطِشَ بِالَّذي هُوَ عَدُوٌّ لَهُما قالَ يا موسىٰ أَتُريدُ أَن تَقتُلَني كَما قَتَلتَ نَفسًا بِالأَمسِ ۖ إِن تُريدُ إِلّا أَن تَكونَ جَبّارًا فِي الأَرضِ وَما تُريدُ أَن تَكونَ مِنَ المُصلِحينَ
««•»»
falammaa an araada an yabthisya bialladzii huwa 'aduwwun lahumaa qaala yaa muusaa aturiidu an taqtulanii kamaa qatalta nafsan bial-amsi in turiidu illaa an takuuna jabbaaran fii al-ardhi wamaa turiidu an takuuna mina almushlihiina
««•»»
Maka tatkala Musa hendak memegang dengan keras orang yang menjadi musuh keduanya, musuhnya berkata: "Hai Musa, apakah kamu bermaksud hendak membunuhku, sebagaimana kamu kemarin telah membunuh seorang manusia? Kamu tidak bermaksud melainkan hendak menjadi orang yang berbuat sewenang-wenang di negeri (ini), dan tiadalah kamu hendak menjadi salah seorang dari orang-orang yang mengadakan perdamaian".
««•»»
But when he wanted to strike him who was an enemy of both of them, he said, ‘Moses, do you want to kill me, just like the one you killed yesterday? You just want to be a tyrant in the land, and you do not desire to be of those who bring about reform.’
««•»»

Pengampunan Tuhannya telah menjadikan hatinya lega dan lapang, tetapi bagaimana dengan masyarakat yang ia hidup di kalangan mereka ? Apakah mereka akan membiarkannya saja bila pembunuhan itu diketahui oleh mereka? Inilah yang sangat mengganggu ketenteraman hati Musa dan selalu menjadi buah pikirannya. Oleh sebab itu dia dengan sembunyi-sembunyi berjalan kian kemari mendengar-dengarkan apakah perbuatannya itu telah diketahui orang dan bila mereka telah tahu, bagaimana sikap mereka apakah tindakan yang mereka ambil terhadapnya. Ketika ia menyusuri kota itu kelihatan olehnya orang yang ditolongnya dahulu berteriak lagi minta tolong kepadanya agar ia membantunya sekali lagi melawan orang Qibti yang lain.

Rupanya orang yang ditolongnya dahulu itu terlibat lagi dalam persengketaan dan perkelahian dengan orang Mesir pula Mangkin orang itu meminta kepadanya supaya ia membunuh lagi orang Mesir itu sebagaimana ia telah membunuh dahulu. Tergambarlah dalam otaknya bagaimana ia telah berbuat dosa dengan pembunuhan itu tetapi Tuhan dengan rahmat dan kasih sayangnya, telah mengampuni kesalahannya. Apakah ia akan berbuat kesalahan lagi, apalagi ia telah berjanji pula dengan Tuhannya bahwa dia tidak akan mengulangi lagi perbuatan itu. Oleh sebab itu ia berkata kepada orang Israel, sesungguhnya engkau ini adalah orang yang seat. Tetapi di samping gambaran itu, tergambar pula dalam pikirannya nasib kaumnya yang terhina yang selalu dianiaya oleh orang-orang Mesir, maka bangkit pulalah rasa amarahnya dan hampir saja ia menyerang orang Mesir itu. Tetapi sebelum ia maju menyerang, orang itu membentaknya dengan mengatakan, apakah engkau hendak membunuhku pula seperti yang engkau lakukan terhadap seseorang kemarin? Rupanya orang itu sudah mengenal rupa dan bentuknya karena orang-orang di kota itu ramai membicarakan pembunuhan itu dan selalu memperbincangkan tentang bentuk dan rupa orang yang melakukan. Kemudian orang Mesir itu membuat bentakan lagi , "Sesungguhnya engkau ini adalah seorang yang ingin menjadi penguasa yang bertindak sewenang-wenang di muka bumi. Engkau bukanlah termasuk orang-orang yang berbuat baik". Dengan bentakan itu sadarlah Musa kembali dan ingatlah ia akan janjinya bahwa dia tidak akan mengulangi kesalahannya lagi sehingga dia tidak jadi memukul orang itu.

Menurut pendapat sebagian mufassirin yang mengucapkan kata-kata tersebut kepada Musa bukanlah orang Mesir tetapi orang Israel yang telah ditolongnya itu, karena Musa menuduhnya sebagai seorang yang sesat dan hendak memukulnya.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Maka tatkala) huruf An di sini adalah Zaidah (Musa hendak memegang dengan keras orang yang menjadi musuh keduanya) yakni, musuh Musa dan orang Mesir yang mengejarnya (musuhnya berkata) yaitu warga Bani Israel musuh orang Mesir yang meminta tolong kepadanya itu, karena ia menduga bahwa Musa akan memukulnya ("Hai Musa! Apakah kamu bermaksud hendak membunuhku, sebagaimana kamu kemarin telah membunuh seorang manusia? Tiadalah) yakni tidaklah (kamu bermaksud melainkan hendak menjadi orang yang berbuat sewenang-wenang di negeri ini dan tiadalah kamu hendak menjadi salah seorang dari orang-orang yang mengadakan perdamaian"). Ketika orang yang meminta tolong kepadanya mengatakan demikian, orang Mesir yang mengerjarnya itu mendengar apa yang dikatakannya, sehingga orang Mesir itu kini mengetahui, bahwa yang membunuh orang kemarin adalah Musa sendiri. Lalu ia pergi kepada Firaun dan menceritakan hal itu kepadanya. Firaun memerintahkan kepada algojo-algojonya untuk menangkap dan membunuh Nabi Musa. Dengan segera para algojo itu berangkat mencari Musa.
««•»»
But when (fa-lammā an: an is extra) he was about to strike the man who was an enemy to both of them, to Moses and the one seeking his help, he, the one seeking help, supposing that Moses was about to strike him, because of what he [Moses] had said to him, said: ‘O Moses, do you want to slay me just as you slew a soul yesterday? You merely want to be a tyrant in the land, and you do not want to be of the reformers’. The Egyptian heard this and realised that the slayer had been Moses. Thus he hurried off to Pharaoh to inform him of this. Pharaoh then ordered slaughterers to slay Moses, and they set off in his direction.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 18][AYAT 20]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
19of88
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=28&tAyahNo=19&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#28:19