Jumat, 07 Agustus 2015

[028] Al Qashash Ayat 029

««•»»
[028] Al Qashash Ayat 029
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 28][AYAT 30]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
29of88
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=28&tAyahNo=29&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#28:29

[028] Al Qashash Ayat 028

««•»»
Surah Al Qashash 28

قَالَ ذَلِكَ بَيْنِي وَبَيْنَكَ أَيَّمَا الْأَجَلَيْنِ قَضَيْتُ فَلَا عُدْوَانَ عَلَيَّ وَاللَّهُ عَلَى مَا نَقُولُ وَكِيلٌ
««•»»
qaala dzaalika baynii wabaynaka ayyamaa al-ajalayni qadhaytu falaa 'udwaana 'alayya waallaahu 'alaa maa naquulu wakiilun
««•»»
Dia (Musa) berkata: "Itulah (perjanjian) antara aku dan kamu. Mana saja dari kedua waktu yang ditentukan itu aku sempurnakan, maka tidak ada tuntutan tambahan atas diriku (lagi). Dan Allah adalah saksi atas apa yang kita ucapkan".
««•»»
He said, ‘This will be [by consent] between you and me. Whichever of the two terms I complete, there shall be no reprisal against me,[1] and Allah is witness over what we say.’
[1] Or ‘it shall be no unfairness toward me.’
««•»»

Musa menerima tawaran itu dan berjanji kepada orang tua itu, bahwa dia akan memenuhi syarat-syarat yang akan diberikannya dan telah menegaskan bahwa dia akan memenuhi salah satu dari dua masa yang telah ditetapkan, yaitu delapan atau sepuluh tahun sesudah itu tidak ada kewajiban lagi yang harus dibebankan kepadanya, dan menyatakan bahwa Allah-lah yang menjadi saksi atas kebenaran apa yang telah diikrarkan bersama. Diriwayatkan oleh Al Khatib bahwa Nabi saw pernah ditanya tentang ketentuan manakah yang dilaksanakan oleh Musa ? Rasulullah, "Musa melaksanakan ketentuan yang lebih sempurna dan lebih banyak buktinya".

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

Musa (Berkata, "Itulah) yakni perjanjian yang telah kamu katakan itu (antara aku dan kamu. Mana saja dari kedua waktu yang ditentukan itu) delapan atau sepuluh tahun masa penggembalaan itu; huruf Ma pada lafal Ayyama adalah huruf Zaidah (aku sempurnakan) aku selesaikan (maka tidak ada tuntutan atas diriku) artinya tuntutan tambahan waktu lain. (Dan Allah atas apa yang kita ucapkan) tentang apa yang diucapkan oleh aku dan kamu (adalah sebagai saksi.") pemelihara atau saksi. Maka perjanjian itu dinyatakan oleh keduanya, dan Nabi Syuaib memerintahkan anak perempuannya supaya memberikan tongkatnya kepada Nabi Musa untuk mengusir binatang-binatang buas dari ternak yang digembalakannya nanti. Tongkat itu adalah milik para nabi secara turun-temurun sejak Nabi Adam dan kini berada di tangan Nabi Syuaib. Tongkat itu berasal dari kayu surga, tongkat itu beralih ke tangan nabi Musa dengan sepengetahuan Nabi Syuaib.

««•»»
He, Moses, said, ‘That, which you have said, is [settled then] between me and you. Whichever of the two terms, the eight or the ten (the mā [in ayyamā, ‘whichever of the two’] is extra), in other words, the tending thereof, I complete, there shall be no injustice [done] to me, by demanding [of me] to do more [tending]. And God is Guardian, Keeper or Witness, over what we, you and I, say’. The contract was agreed in this way. Shu‘ayb bid his daughter to give Moses a staff with which to beat off predatory beasts from his sheep — the staffs of the prophets were in his keeping. It was Adam’s staff, made from the myrtle of Paradise, that fell into her hands and so Moses took it, with Shu‘ayb’s knowledge.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 27][AYAT 29]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
28of88
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=28&tAyahNo=28&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#28:28

[028] Al Qashash Ayat 027

««•»»
Surah Al Qashash 27

قَالَ إِنِّي أُرِيدُ أَنْ أُنْكِحَكَ إِحْدَى ابْنَتَيَّ هَاتَيْنِ عَلَى أَنْ تَأْجُرَنِي ثَمَانِيَ حِجَجٍ فَإِنْ أَتْمَمْتَ عَشْرًا فَمِنْ عِنْدِكَ وَمَا أُرِيدُ أَنْ أَشُقَّ عَلَيْكَ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّالِحِينَ
««•»»
qaala innii uriidu an unkihaka ihdaa ibnatayya haatayni 'alaa an ta/juranii tsamaaniya hijajin fa-in atmamta 'asyran famin 'indika wamaa uriidu an asyuqqa 'alayka satajidunii in syaa-a allaahu mina alshshaalihiina
««•»»
Berkatalah dia (Syu'aib): "Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun maka itu adalah (suatu kebaikan) dari kamu, maka aku tidak hendak memberati kamu. Dan kamu Insya Allah akan mendapatiku termasuk orang- orang yang baik".
««•»»
He said, ‘Indeed I desire to marry you to one of these two daughters of mine, on condition that you hire yourself to me for eight years. And if you complete ten, that will be up to you, and I do not want to be hard on you. God willing, you will find me to be one of the righteous.’
««•»»

Dengan segera orang tua itu mengajak Musa berunding, dan dengan terus terang dia mengatakan kepada Musa "Aku ingin mengawinkan engkau dengan salah seorang putriku, tetapi sebagai mahar perkawinan ini engkau harus bekerja dengan kami menggembalakan kambing selama delapan tahun. kalau engkau menyanggupi bekerja sepuluh tahun maka itu lebih baik. Aku tidak merasa engkau bekerja dua tahun lagi, itu hanya terserah kepada kerelaan hatimu. Insya Allah engkau tidak akan menemui hal-hal yang tidak baik dari kami, karena kami ini termasuk orang baik-baik di sini. Ini adalah suatu tawaran yang amat simpatik dan amat melegakan hati Musa, karena dia sebagai seorang pelarian yang ingin menghindarkan dirinya dari maut, seorang yang belum yakin masa depannya, mungkin ia terlunta-lunta di negeri orang, tidak tentu arah yang akan ditujunya.

Sekarang ditawarkan kepadanya agar ia kawin dengan salah seorang putri dari seorang pemuka agama yang disegani dan termasuk golongann orang baik-baik, apalagi yang lebih berharga dan lebih membahagiakan dari itu? Tanpa ragu-ragu dia telah menetapkan dalam hatinya akan menerimanya.

Para ulama mengambil dalil dengan ayat ini bahwa seorang bapak boleh meminang seorang laki-laki untuk menjadi suami putrinya. Hal ini banyak terjadi di masa Rasulullah saw bahkan ada di antara wanita yang menawarkan dirinya supaya dikawini oleh Rasulullah saw atau supaya Rasulullah mengawinkan mereka dengan siapa yang diinginkannya oleh Rasulullah.

Pernah Umar menawarkan anaknya Hafsah (yang sudah janda kepada Abu Bakar tetapi Abu Bakar diam saja. Kemudian ditawarkan kepada Usman tetapi Usman meminta maaf karena keberatan. Hal ini diberitahukan Abu Bakar kepada Nabi saw. Nabipun menenteramkan hatinya dengan mengatakan "Semoga Allah akan memberikan kepada Hafsah orang yang lebih baik dari Abu Bakar dun Usman. Kemudian Hafsah dikawini oleh Rasulullah.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Berkatalah dia, "Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini) yaitu yang paling besar atau yang paling kecil (atas dasar kamu bekerja denganku) yakni, menggembalakan kambingku (delapan tahun) selama delapan tahun (dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun) yakni, menggembalakan kambingku selama sepuluh tahun (maka itu adalah suatu kebaikan dari kamu) kegenapan itu (maka aku tidak hendak memberati kamu) dengan mensyaratkan sepuluh tahun. (Dan kamu Insya Allah akan mendapatiku) lafal Insya Allah di sini maksudnya untuk ber-tabarruk (termasuk orang-orang yang baik") yaitu orang-orang yang menepati janjinya.
««•»»
He said, ‘I desire to marry you to one of these two daughters of mine, either the elder or the younger one, on condition that you hire yourself to me, that you are employed by me to tend my flock, for eight years. And if you complete ten, that is, the tending of ten years, that, completion, shall be of your own accord. I do not want to be hard on you, by making it [the marriage] conditional on ten [years service]. God willing — [expressed] to seek [God’s] blessing — you shall find me to be one of the righteous’, of those who fulfil their covenants.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 26][AYAT 28]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
27of88
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=28&tAyahNo=27&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#28:27

[028] Al Qashash Ayat 026

««•»»
Surah Al Qashash 26

قَالَتْ إِحْدَاهُمَا يَا أَبَتِ اسْتَأْجِرْهُ إِنَّ خَيْرَ مَنِ اسْتَأْجَرْتَ الْقَوِيُّ الْأَمِينُ
««•»»
qaalat ihdaahumaa yaa abati ista/jirhu inna khayra mani ista/jarta alqawiyyu al-amiinu
««•»»
Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya".
««•»»
One of the two women said, ‘Father, hire him. Indeed the best you can hire is a powerful and trustworthy man.’
««•»»

Rupanya orang tua itu tidak mempunyai anak laki-laki dan tidak pula mempunyai pembantu. Oleh sebab itu yang mengurus semua urusan keluarga itu hanyalah kedua putrinya saja, sampai keduanya terpaksa menggembala kambing mereka, di samping mengurus rumah tangga. Terpikirlah salah seorang putri itu untuk memintanya supaya datang memenuhi undangan bapaknya alangkah baiknya kalau Musa yang nampaknya amat baik sikap dan budi pekertinya dan kuat tenaganya diangkat menjadi pembantu di rumah ini.

Putri itu mengusulkan kepada bapaknya angkatlah Musa itu sebagai pembantu kita yang akan mengurus sebagian urusan kita sebagai penggembala kambing, mengambil air dan sebagainya. Saya lihat dia seorang yang jujur dapat dipercaya dan kuat juga tenaganya. Usul itu berkenan di hati bapaknya, bahkan bapaknya bukan saja ingin mengangkatnya sebagai pembantu, malah ia hendak mengawinkan putrinya itu dengan Musa dan sebagai maharnya Musa harus bekerja di sana selama delapan tahun dan bila Musa menyanggupi sepuluh tahun dengan suka rela itulah yang lebih baik.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Salah seorang dari kedua wanita itu berkata) yakni wanita yang disuruh menjemput Nabi Musa yaitu yang paling besar atau yang paling kecil ("Ya bapakku! Ambillah dia sebagai orang yang bekerja pada kita) sebagai pekerja kita, khusus untuk menggembalakan kambing milik kita, sebagai ganti kami (karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja pada kita ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya") maksudnya, jadikanlah ia pekerja padanya, karena dia adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya. Lalu Nabi Syuaib bertanya kepada anaknya tentang Nabi Musa. Wanita itu menceritakan kepada bapaknya semua apa yang telah dilakukan oleh Nabi Musa, mulai dari mengangkat bata penutup sumur, juga tentang perkataannya, "Berjalanlah di belakangku". Setelah Nabi Syuaib mengetahui melalui cerita putrinya bahwa ketika putrinya datang menjemput Nabi Musa, Nabi Musa menundukkan pandangan matanya, hal ini merupakan pertanda bahwa Nabi Musa jatuh cinta kepada putrinya, maka Nabi Syuaib bermaksud mengawinkan keduanya.
««•»»
One of the two women, the one that had been sent [by her father], either the elder or the younger, said, ‘O my father, hire him, employ him in return for a wage, that he may tend our flock instead of us. Surely the best [man] you can hire is the strong, the trustworthy man’, in other words, hire him on account of his strength and trustworthiness. He [Shu‘ayb] asked her about him and she told him, as mentioned above, how he had lifted the rock off the well and that he had said to her, ‘Walk behind me’, in addition to his lowering his head when he realised that she was coming towards him, refusing to lift it [until she left]. He [Shu‘ayb] therefore was keen to have him marry [one of his daughters].
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 25][AYAT 27]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
26of88
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=28&tAyahNo=26&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#28:26

[028] Al Qashash Ayat 025

««•»»
Surah Al Qashash 25

فَجَاءَتْهُ إِحْدَاهُمَا تَمْشِي عَلَى اسْتِحْيَاءٍ قَالَتْ إِنَّ أَبِي يَدْعُوكَ لِيَجْزِيَكَ أَجْرَ مَا سَقَيْتَ لَنَا فَلَمَّا جَاءَهُ وَقَصَّ عَلَيْهِ الْقَصَصَ قَالَ لَا تَخَفْ نَجَوْتَ مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ
««•»»
fajaa-at-hu ihdaahumaa tamsyii 'alaa istihyaa-in qaalat inna abii yad'uuka liyajziyaka ajra maa saqayta lanaa falammaa jaa-ahu waqashsha 'alayhi alqashasha qaala laa takhaf najawta mina alqawmi alzhzhaalimiina
««•»»
Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan kemalu-maluan, ia berkata: "Sesungguhnya bapakku memanggil kamu agar ia memberikan balasan terhadap (kebaikan)mu memberi minum (ternak) kami". Maka tatkala Musa mendatangi bapaknya (Syu'aib) dan menceritakan kepadanya cerita (mengenai dirinya), Syu'aib berkata: "Janganlah kamu takut. Kamu telah selamat dari orang-orang yang zalim itu".
««•»»
Then one of the two women approached him, walking bashfully. She said, ‘Indeed my father invites you to pay you the wages for watering [our flock] for us.’ So when he came to him and recounted the story to him, he said, ‘Do not be afraid. You have been delivered from the wrongdoing lot.’
««•»»

Rupanya kepahitan penderitaan yang dialami Musa itu akan berakhir juga, dengan dikabulkannya doanya oleh Allah SWT. Dengan tak disangka sangka, datanglah salah seorang dari kedua dara itu dengan agak malu-malu dan berkata kepadanya, bahwa bapaknya mengundang Musa datang ke rumahnya untuk sekadar membalas budi baik Musa yang telah menolong mereka mengambil air minum dan memberi minum binatang ternak mereka. Musa dapat memahami bahwa kedua wanita itu adalah keluarga orang baik-baik, karena melihat sikapnya yang malu-malu di waktu dia datang kepadanya dan mendengar bahwa yang mengundang datang ke rumahnya itu bukan. dia sendiri karena kalau dara itu sendiri langsung mengundang, mungkin timbul pengertian yang tidak baik terhadapnya.

Para mufassirin berbeda pendapat tentang bapak wanita itu apakah dia Nabi Syuaib atau bukan, tetapi sependapat bahwa dia adalah seorang pemuka agama yang saleh dan telah lanjut umurnya. Pendapat yang mengatakan bahwa bapak wanita itu adalah Nabi Syuaib hidup jauh sebelum Nabi Muhammad,

sebagaimana tersebut dalam ayat:
وما قوم لوط منكم ببعيد
Sedang kaum Luth tidak (pula) jauh (tempatnya) dari kamu.
(QS. Huud [11]:89)

Nabi Lut satu masa dengan Nabi Ibrahim sebagaimana dikisahkan dalam Alquran. Sedang antara Nabi Ibrahim dengan Nabi Musa adalah 400 tahun. Di dalam kitab-kitab orang Yahudi, orang tua itu namanya Yetsro.

Di dalam Taurat pasal kedua dalam buku kedua ada tersebut "Tatkala Firaun mendengar kabar terbunuhnya seorang Qibti, dia memerintahkan supaya Musa di bunuh. Lalu Musa lari ke Madyan, di sana ia beristirahat di dekat sebuah sumur. seorang pemuka agama di Madyan ini mempunyai tujuh orang putri. Ketujuh putri itu pergi mengambil air ke sumur itu dan mereka meminta air untuk mengisi tempat air supaya kambing-kambing mereka dapat minum. Kemudian datang penggembala-penggembala mengusir mereka. Musa maju membela putri-putri itu dan memberi minum kambing-kambing mereka. Tatkala mereka kembali kepada bapak mereka Rawail, dia amat merasa heran, kenapa mereka dapat segera kembali pada hari ini.

Dan di dalam pasal ketiga ada tersebut, Musa menggembalakan kambing "Yetsro" mertuanya seorang pemuka agama Madyan", karena itu ia diundang untuk datang ke rumahnya. Musa menyetujui undangan itu bukan karena ia ingin mendapat upah atau jasa yang telah diberikannya kepada kedua dara itu, tetapi ingin hendak mengenal orang tua itu dan ingin mendapat berkah dari padanya. Akhirnya berangkatlah Musa bersama kedua dara itu ke rumah orang tua mereka, dan setelah sampai di sana Musa menceritakan kepadanya riwayat hidupnya bersama Firaun, bagaimana kesombongannya dan penghinaannya terhadap Bani Israel, sampai kepada ketetapan dan perintahnya untuk membunuhnya, sehingga ia lari dari Mesir karena takut akan dibunuh.

Orang tua itu mendengar cerita Musa baik-baik dan setelah Musa selesai bercerita, orang tua itu berkata kepadanya "Jangan engkau merasa takut dan khawatir, karena engkau telah lepas dari kekuasaan orang-orang zalim itu. Mereka tidak akan dapat menangkapmu, karena engkau telah berada di sini, suatu daerah yang tidak termasuk dalam kerajaan mereka. Dengan demikian hati Musa merasa tenteram, karena ia sudah dapat berlindung di rumah seorang pemuka agama yang besar pengaruhnya.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan kemalu-maluan) seraya menutupkan kain kerudung ke mukanya karena malu kepada Nabi Musa (ia berkata, "Sesungguhnya bapakku memanggil kamu agar ia memberikan balasan terhadap kebaikanmu memberi minum ternak kami") Nabi Musa memenuhi panggilannya dan menolak dalam hatinya upah yang akan diberikan kepadanya, karena seolah-olah wanita itu bermaksud hendak memberi upah dan menganggap dirinya sebagai seorang upahan. Kemudian wanita itu berjalan di muka Nabi Musa tiba-tiba angin meniup kainnya, sehingga terlihat kedua betisnya. Lalu Nabi Musa berkata kepadanya, "Berjalanlah engkau di belakangku dan tunjukkanlah jalan itu kepadaku". Wanita itu menuruti apa yang dikatakan oleh Nabi Musa, sehingga Nabi Musa sampai ke tempat bapak wanita itu, dia adalah Nabi Syuaib a.s. Ketika Nabi Musa sampai di hadapannya ternyata telah disiapkan makan malam, maka Nabi Syuaib berkata, "Duduklah, kemudian makan malamlah".

Nabi Musa menjawab, "Aku khawatir jika makan malam ini sebagai imbalan karena aku telah memberi minum ternak keduanya, sedangkan aku berasal dari ahlul bait yang tidak pernah meminta imbalan dari suatu pekerjaan yang baik". Nabi Syuaib berkata, "Tidak, ini merupakan tradisiku dan tradisi nenek moyangku. Kami biasa menjamu tamu kami, juga biasa memberi makan". Nabi Musa baru mau memakannya dan menceritakan kepadanya semua apa yang telah ia alami. Untuk itu maka Allah swt. berfirman, ("Maka tatkala Musa mendatangi bapak wanita itu dan menceritakan kepadanya kisah mengenai dirinya) lafal Al Qashash adalah Mashdar yang bermakna Isim Maf'ul; maksudnya Nabi Musa menceritakan kepadanya tentang pembunuhannya terhadap seorang bangsa Mesir dan niat bangsa Mesir untuk membunuhnya, serta kekhawatirannya terhadap Firaun (Syuaib berkata, 'Janganlah kamu takut! Kamu telah selamat dari orang-orang yang zalim'.") karena tidak ada kekuasaan bagi Firaun atas negeri Madyan.

««•»»
God, exalted be He, says: Then one of the two women came to him, walking bashfully — in other words, covering her face with the sleeve of her shirt, being shy of him — and said, ‘My father invites you, that he may pay you a wage for watering [our flock] for us’. He accepted her invitation, while inwardly he disapproved of accepting any wage, for it was as though she sought to remunerate him and as though he were of those who would want it [which he was not]. She walked in front of him but when the wind began to blow off her dress and reveal her legs, he said to her, ‘Walk behind me and show me the way’, which she did. Finally he came to her father, Shu‘ayb, peace be upon him, who was sitting with some supper in front of him. He said to him, ‘Sit and have some supper’.

He [Moses] said, ‘I hope that this is not [some sort of] compensation for having watered [their flock] for them? For we are People of a House and do not demand compensation for good deeds’. He [Shu‘ayb] said, ‘No. It is [simply] a custom of mine and of my forefathers to be hospitable to guests and to offer them food’. Thus, he [Moses] ate and informed him of his predicament. God, exalted be He, says: So when he came to him and recounted to him the story (al-qasas is a verbal noun with the sense of al-maqsūs, ‘that which is recounted’), of his slaying of the Egyptian and their intention to slay him and his fear of Pharaoh, he [their father] said, ‘Do not be afraid. You have escaped from the evildoing people’, as Pharaoh had no authority over Midian.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 24][AYAT 26]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
25of88
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=28&tAyahNo=25&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#28:25