
««•»»
Surah Al Qashash 8
فَالْتَقَطَهُ آلُ فِرْعَوْنَ لِيَكُونَ لَهُمْ عَدُوًّا وَحَزَنًا إِنَّ فِرْعَوْنَ وَهَامَانَ وَجُنُودَهُمَا كَانُوا خَاطِئِينَ
««•»»
failtaqathahu aalu fir'awna liyakuuna lahum 'aduwwan wahazanan inna fir'awna wahaamaana wajunuudahumaa kaanuu khaathi-iina
««•»»
Maka dipungutlah ia oleh keluarga Fir'aun yang akibatnya dia menja- di musuh dan kesedihan bagi mereka. Sesungguhnya Fir'aun dan Ha- man beserta tentaranya adalah orang-orang yang bersalah.
««•»»
Then Pharaoh’s kinsmen picked him up that he might be to them an enemy and a cause of grief. Indeed Pharaoh and Hāmān and their hosts were iniquitous.
««•»»
Benarlah apa yang dijanjikan Allah kepada ibu Musa Setelah anak itu dibungkus badannya dengan bendungan (kain pembalut bayi) dan dimasukkan ke dalam peti agar jangan tenggelam, di lemparkanlah dia ke sungai Nil dan dibawalah dia oleh arus sungai itu ke istana Firaun yang dibangun di tepi sungai itu.
Kebetulan saja di waktu itu salah seorang keluarga Firaun sedang berada di sana. Ketika melihat sebuah peti, terapung-apung hanya dibawa arus sungai, diambilnya peti itu dibawanya kepada istrinya Firaun lalu dibukanya agar diketahui isinya. Alangkah terkejutnya dia ketika melihat bahwa isi peti itu adalah seorang bayi dan ketika itu juga timbullah kasih sayangnya kepada bayi itu. Dengan cepat dibawanya bayi itu kepada Firaun.
Tanpa ragu-ragu Firaun memerintahkan kepada istrinya supaya anak itu dibunuhnya karena dia takut kalau-kalau bayi itu keturunan seorang Bani Israel. Tetapi istri Firaun membujuknya agar tidak membunuhnya. Siapa tahu di belakang hari anak itu akan berjasa kepada Firaun dan kerajaannya. Akhirnya Firaun mengizinkan supaya diasuh dan dipelihara oleh istrinya.
Allah menjelaskan dalam ayat ini bahwa diizinkannya anak itu diasuh di istana Firaun adalah supaya anak itu bila telah besar nanti akan menjadi musuhnya yang paling besar yang akan menumbangkan kekuasaannya, bukan sebagai seorang yang akan berjasa dan berbakti kepadanya. Demikianlah Allah menakdirkan bagi keruntuhan kekuasaan Firaun.
Dipungutnya sendiri seorang anak yang akan menentangnya dan mencelakakannya di belakang hari, sebagai balasan atas kesombongan dan kelalimannya dan tindakan kejamnya terhadap Bani Israel. Memang sesungguhnya Firaun dan Haman sebagai tangan kanannya demikian pula tentaranya, telah berbuat kesalahan besar dengan melakukan kekejaman itu.
Sudah sewajarnyalah Allah menghancurkan kekuasaannya dengan perantaraan seorang anak dari Bani Israel yang dihinakannya itu.
Surah Al Qashash 8
فَالْتَقَطَهُ آلُ فِرْعَوْنَ لِيَكُونَ لَهُمْ عَدُوًّا وَحَزَنًا إِنَّ فِرْعَوْنَ وَهَامَانَ وَجُنُودَهُمَا كَانُوا خَاطِئِينَ
««•»»
failtaqathahu aalu fir'awna liyakuuna lahum 'aduwwan wahazanan inna fir'awna wahaamaana wajunuudahumaa kaanuu khaathi-iina
««•»»
Maka dipungutlah ia oleh keluarga Fir'aun yang akibatnya dia menja- di musuh dan kesedihan bagi mereka. Sesungguhnya Fir'aun dan Ha- man beserta tentaranya adalah orang-orang yang bersalah.
««•»»
Then Pharaoh’s kinsmen picked him up that he might be to them an enemy and a cause of grief. Indeed Pharaoh and Hāmān and their hosts were iniquitous.
««•»»
Benarlah apa yang dijanjikan Allah kepada ibu Musa Setelah anak itu dibungkus badannya dengan bendungan (kain pembalut bayi) dan dimasukkan ke dalam peti agar jangan tenggelam, di lemparkanlah dia ke sungai Nil dan dibawalah dia oleh arus sungai itu ke istana Firaun yang dibangun di tepi sungai itu.
Kebetulan saja di waktu itu salah seorang keluarga Firaun sedang berada di sana. Ketika melihat sebuah peti, terapung-apung hanya dibawa arus sungai, diambilnya peti itu dibawanya kepada istrinya Firaun lalu dibukanya agar diketahui isinya. Alangkah terkejutnya dia ketika melihat bahwa isi peti itu adalah seorang bayi dan ketika itu juga timbullah kasih sayangnya kepada bayi itu. Dengan cepat dibawanya bayi itu kepada Firaun.
Tanpa ragu-ragu Firaun memerintahkan kepada istrinya supaya anak itu dibunuhnya karena dia takut kalau-kalau bayi itu keturunan seorang Bani Israel. Tetapi istri Firaun membujuknya agar tidak membunuhnya. Siapa tahu di belakang hari anak itu akan berjasa kepada Firaun dan kerajaannya. Akhirnya Firaun mengizinkan supaya diasuh dan dipelihara oleh istrinya.
Allah menjelaskan dalam ayat ini bahwa diizinkannya anak itu diasuh di istana Firaun adalah supaya anak itu bila telah besar nanti akan menjadi musuhnya yang paling besar yang akan menumbangkan kekuasaannya, bukan sebagai seorang yang akan berjasa dan berbakti kepadanya. Demikianlah Allah menakdirkan bagi keruntuhan kekuasaan Firaun.
Dipungutnya sendiri seorang anak yang akan menentangnya dan mencelakakannya di belakang hari, sebagai balasan atas kesombongan dan kelalimannya dan tindakan kejamnya terhadap Bani Israel. Memang sesungguhnya Firaun dan Haman sebagai tangan kanannya demikian pula tentaranya, telah berbuat kesalahan besar dengan melakukan kekejaman itu.
Sudah sewajarnyalah Allah menghancurkan kekuasaannya dengan perantaraan seorang anak dari Bani Israel yang dihinakannya itu.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
(Maka ia dipungut) berikut petinya pada keesokan harinya (oleh keluarga) yakni pembantu-pembantu (Firaun) lalu peti itu diletakkan di hadapan Firaun dan Musa dikeluarkan dari dalam peti, di kala itu Musa sedang mengisap jempolnya dari jempol itu keluar air susu (yang akibatnya dia bagi mereka akan menjadi) pada akhirnya Musa akan menjadi (musuh) kelak akan membunuh kaum laki-laki mereka (dan kesedihan) karena akan menindas kaum wanita mereka. Lafal Hazanan di sini bermakna Isim Fa`il karena diambil dari lafal Hazinahu yang semakna dengan lafal Ahzanahu. (Sesungguhnya Firaun dan Haman) pembantu Firaun (beserta tentaranya adalah orang-orang yang bersalah). Lafal Khathi-ina berasal dari Al Khathi-ah, artinya orang-orang yang durhaka, maka mereka dihukum oleh perbuatannya sendiri.
««•»»
Then Pharaoh’s folk, aids, picked him up, with him [still] in the basket, the morning following that night — it was placed him in front of him [Pharaoh] and then opened and Moses was brought out of it, sucking milk from his thumb — to be, at the end of the affair, an enemy, slaying their menfolk, and a [cause of] grief to them, enslaving their womenfolk (a variant reading [for hazanan] is huznan, both of which are alternative forms of the verbal noun, and it functions as an active participle, derived from hazanahu, which is like ahzanahu, ‘he caused him grief’). Truly Pharaoh and, his minister, Hāmān, and their hosts were sinners, that is, disobedient, and so they were punished at his [Moses’s] hands.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 7]•[AYAT 9]•
•[KEMBALI]•
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
8of88
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=28&tAyahNo=8&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#28:8
Tidak ada komentar:
Posting Komentar