Sabtu, 21 Maret 2015

[028] Al Qashash Ayat 010

««•»»
Surah Al Qashash 10

وَأَصْبَحَ فُؤَادُ أُمِّ مُوسَى فَارِغًا إِنْ كَادَتْ لَتُبْدِي بِهِ لَوْلَا أَنْ رَبَطْنَا عَلَى قَلْبِهَا لِتَكُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ
««•»»
wa-ashbaha fu-aadu ummi muusaa faarighan in kaadat latubdii bihi lawlaa an rabathnaa 'alaa qalbihaa litakuuna mina almu/miniina
««•»»
Dan menjadi kosonglah hati ibu Musa {1115}. Sesungguhnya hampir saja ia menyatakan rahasia tentang Musa, seandainya tidak Kami teguhkan hati- nya, supaya ia termasuk orang-orang yang percaya (kepada janji Allah).
{1115} Setelah ibu Musa menghanyutkan Musa di sungai Nil, Maka timbullah penyesalan dan kesangsian hatinya lantaran kekhawatiran atas keselamatan Musa bahkan Hampir-hampir ia berteriak meminta tolong kepada orang untuk mengambil anaknya itu kembali, yang akan mengakibatkan terbukanya rahasia bahwa Musa adalah anaknya sendiri.
««•»»
The heart of Moses’ mother became desolate, and indeed she was about to divulge it had We not fortified her heart so that she might have faith [in Allah’s promise].
««•»»

Pada ayat ini Allah menerangkan bagaimana keadaan ibu Musa setelah ia melemparkan anaknya ke sungai Nil untuk melaksanakan ilham yang diterimanya dari Allah SWT. Walaupun tindakan yang dilakukannya berdasarkan ilham dari Allah dengan janji bahwa anaknya akan dikembalikan kepadanya, namun ia tetap gelisah dan tidak pernah merasa tenteram memikirkan nasib anaknya yang telah dihanyutkan oleh arus sungai Nil.

Di manakah anak itu sekarang? Apakah dia sudah tenggelam di telan gelombang? Kalau tidak tenggelam kemanakah dia dibawa arus dan di manakah dia terdampar ? Berbagai macam pertanyaan terlintas dalam pikirannya kadang-kadang dia menyesali dirinya atas perbuatannya itu.

Bagaimanakah dia sebagai seorang ibu sampai hati melemparkan anaknya ke sungai, dan sekarang bagaimanakah cara menyusuli anak itu? Apakah dia akan berteriak-teriak dan mengakui bahwa dia telah melemparkan anaknya ke sungai, kemudian minta tolong kepada khalayak ramai untuk mencarinya ? Benar-benar hati dan pikirannya telah menjadi kosong.

Dia telah kehilangan akal, kehilangan kesadaran tak dapat berpikir lagi dan tak dapat berdaya sedikitpun. Hampir saja dia melakukan tindakan yang membahayakan jiwa anaknya dengan mengumumkan bahwa dia telah menghanyutkan anaknya ke sungai dan tentulah mata-mata dari Firaun akan segera mengambilnya dan langsung membunuhnya karena sudah diketahui bahwa anak itu adalah anak dari Bani Israel. Tetapi Allah menguatkan hatinya dan menenteramkan pikirannya sehingga sadar dan percayalah dia bahwa Allah telah menjanjikan akan mengembalikan anaknya itu kepangkuannya dan akan mengangkatnya menjadi Rasul.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan hati ibu Musa menjadi) setelah ia mengetahui bahwa bayinya telah diambil (kosong) tidak memikirkan selain daripada bayinya. (Sesungguhnya) lafal in di sini adalah bentuk Takhfif daripada Inna, sedangkan Isimnya dibuang, pada asalnya adalah Innaha, yakni sesungguhnya ibu Musa (hampir saja ia menyatakan rahasia tentang Musa) bahwa bayi itu adalah anaknya (seandainya tidak Kami teguhkan hatinya) dengan kesabaran, yakni Kami jadikan hatinya tenang (supaya ia termasuk orang-orang yang percaya) kepada janji Allah. Jawab dari lafal Laula dapat disimpulkan dari pengertian kalimat sebelumnya.
««•»»
And the heart of Moses’s mother, when she found out that they had picked him up, became empty, of everything other than him. Indeed (in, softened from the hardened form, its subject omitted, in other words [understand it as] innaha) she was about to expose him, that is, as being her son, had We not fortified her heart, with patience, that is, We made it at peace, that she might be of the believers, [of] those who have faith in God’s promise (the response to [the conditional] lawlā, ‘had … not’, is given by the preceding [statement]).
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 9][AYAT 11]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
10of88
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=28&tAyahNo=10&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#28:10

[028] Al Qashash Ayat 009

««•»»
Surah Al Qashash 9

وَقَالَتِ امْرَأَةُ فِرْعَوْنَ قُرَّةُ عَيْنٍ لِي وَلَكَ لَا تَقْتُلُوهُ عَسَى أَنْ يَنْفَعَنَا أَوْ نَتَّخِذَهُ وَلَدًا وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ
««•»»
waqaalati imra-atu fir'awna qurratu 'aynin lii walaka laa taqtuluuhu 'asaa an yanfa'anaa aw nattakhidzahu waladan wahum laa yasy'uruuna
««•»»
Dan berkatalah isteri Fir'aun: "(Ia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan ia bermanfa'at kepada kita atau kita ambil ia menjadi anak", sedang mereka tiada me- nyadari.
««•»»
Pharaoh’s wife said [to Pharaoh], ‘[This infant will be] a [source of] comfort to me and to you. Do not kill him. Maybe he will benefit us, or we will adopt him as a son.’ And they were not aware.
««•»»

Pada ayat ini Allah menjelaskan bagaimana jawaban istri Firaun pada waktu membela bayi yang akan dibunuh itu, karena dia khawatir kalau-kalau bayi itu anak seorang Bani Israel yang sangat ditakutinya akan menghancurkan kekuasaannya. Berkata istri Firaun yang telah menyayangi anak itu karena melihat parasnya yang cantik dan menarik "Janganlah engkau bunuh anak ini karena saya amat sayang dan tertarik kepadanya.

Biarkanlah saya mengasuh dan mendidiknya, dia akan menjadi penghibur hatiku yang susah, siapa tahu di belakang hari dia akan berjasa kepada kita. Atau alangkah baiknya kalau dia kita ambil menjadi anak angkat kita, karena sampai sekarang aku belum dikaruniai seorang anakpun. Karena kegigihan istri Firaun dan alasan-alasan yang dikemukakannya adalah masuk akal pula akhirnya Firaun membiarkan anak itu hidup diasuh sendiri oleh istrinya.

Demikianlah takdir Allah. Dia telah menjadikan istri Firaun menyayangi anak itu dan menjadikan hati Firaun lunak karena rayuan istrinya sehingga anak itu tidak jadi dibunuh, padahal anak itulah nanti yang akan menentang Firaun dan akan menjadi musuhnya yang utama tanpa mereka sadari sedikitpun.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan istri Firaun berkata) di kala Firaun beserta para pembantunya sudah bersiap-siap akan membunuh bayi itu, "Ia adalah (biji mata bagiku dan bagimu, janganlah kalian membunuhnya, mudah-mudahan ia bermanfaat kepada kita atau kita ambil ia menjadi anak") akhirnya mereka menuruti kemauan istri Firaun itu (sedangkan mereka tiada menyadari) akibat dari perkara mereka dengan bayi itu.
««•»»
And Pharaoh’s wife said, after he and his aids had resolved to slay him: he is, ‘A joyous sight for me and you. Do not slay him. Perhaps he will be of benefit to us, or we will adopt him as a son’, and so they obeyed her [wish]. And they were not aware, of the sequel to their affair with him.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 8][AYAT 10]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
9of88
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=28&tAyahNo=9&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#28:9

[028] Al Qashash Ayat 008

««•»»
Surah Al Qashash 8

فَالْتَقَطَهُ آلُ فِرْعَوْنَ لِيَكُونَ لَهُمْ عَدُوًّا وَحَزَنًا إِنَّ فِرْعَوْنَ وَهَامَانَ وَجُنُودَهُمَا كَانُوا خَاطِئِينَ
««•»»
failtaqathahu aalu fir'awna liyakuuna lahum 'aduwwan wahazanan inna fir'awna wahaamaana wajunuudahumaa kaanuu khaathi-iina
««•»»
Maka dipungutlah ia oleh keluarga Fir'aun yang akibatnya dia menja- di musuh dan kesedihan bagi mereka. Sesungguhnya Fir'aun dan Ha- man beserta tentaranya adalah orang-orang yang bersalah.
««•»»
Then Pharaoh’s kinsmen picked him up that he might be to them an enemy and a cause of grief. Indeed Pharaoh and Hāmān and their hosts were iniquitous.
««•»»

Benarlah apa yang dijanjikan Allah kepada ibu Musa Setelah anak itu dibungkus badannya dengan bendungan (kain pembalut bayi) dan dimasukkan ke dalam peti agar jangan tenggelam, di lemparkanlah dia ke sungai Nil dan dibawalah dia oleh arus sungai itu ke istana Firaun yang dibangun di tepi sungai itu.

Kebetulan saja di waktu itu salah seorang keluarga Firaun sedang berada di sana. Ketika melihat sebuah peti, terapung-apung hanya dibawa arus sungai, diambilnya peti itu dibawanya kepada istrinya Firaun lalu dibukanya agar diketahui isinya. Alangkah terkejutnya dia ketika melihat bahwa isi peti itu adalah seorang bayi dan ketika itu juga timbullah kasih sayangnya kepada bayi itu. Dengan cepat dibawanya bayi itu kepada Firaun.

Tanpa ragu-ragu Firaun memerintahkan kepada istrinya supaya anak itu dibunuhnya karena dia takut kalau-kalau bayi itu keturunan seorang Bani Israel. Tetapi istri Firaun membujuknya agar tidak membunuhnya. Siapa tahu di belakang hari anak itu akan berjasa kepada Firaun dan kerajaannya. Akhirnya Firaun mengizinkan supaya diasuh dan dipelihara oleh istrinya.

Allah menjelaskan dalam ayat ini bahwa diizinkannya anak itu diasuh di istana Firaun adalah supaya anak itu bila telah besar nanti akan menjadi musuhnya yang paling besar yang akan menumbangkan kekuasaannya, bukan sebagai seorang yang akan berjasa dan berbakti kepadanya. Demikianlah Allah menakdirkan bagi keruntuhan kekuasaan Firaun.

Dipungutnya sendiri seorang anak yang akan menentangnya dan mencelakakannya di belakang hari, sebagai balasan atas kesombongan dan kelalimannya dan tindakan kejamnya terhadap Bani Israel. Memang sesungguhnya Firaun dan Haman sebagai tangan kanannya demikian pula tentaranya, telah berbuat kesalahan besar dengan melakukan kekejaman itu.

Sudah sewajarnyalah Allah menghancurkan kekuasaannya dengan perantaraan seorang anak dari Bani Israel yang dihinakannya itu.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Maka ia dipungut) berikut petinya pada keesokan harinya (oleh keluarga) yakni pembantu-pembantu (Firaun) lalu peti itu diletakkan di hadapan Firaun dan Musa dikeluarkan dari dalam peti, di kala itu Musa sedang mengisap jempolnya dari jempol itu keluar air susu (yang akibatnya dia bagi mereka akan menjadi) pada akhirnya Musa akan menjadi (musuh) kelak akan membunuh kaum laki-laki mereka (dan kesedihan) karena akan menindas kaum wanita mereka. Lafal Hazanan di sini bermakna Isim Fa`il karena diambil dari lafal Hazinahu yang semakna dengan lafal Ahzanahu. (Sesungguhnya Firaun dan Haman) pembantu Firaun (beserta tentaranya adalah orang-orang yang bersalah). Lafal Khathi-ina berasal dari Al Khathi-ah, artinya orang-orang yang durhaka, maka mereka dihukum oleh perbuatannya sendiri.
««•»»
Then Pharaoh’s folk, aids, picked him up, with him [still] in the basket, the morning following that night — it was placed him in front of him [Pharaoh] and then opened and Moses was brought out of it, sucking milk from his thumb — to be, at the end of the affair, an enemy, slaying their menfolk, and a [cause of] grief to them, enslaving their womenfolk (a variant reading [for hazanan] is huznan, both of which are alternative forms of the verbal noun, and it functions as an active participle, derived from hazanahu, which is like ahzanahu, ‘he caused him grief’). Truly Pharaoh and, his minister, Hāmān, and their hosts were sinners, that is, disobedient, and so they were punished at his [Moses’s] hands.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 7][AYAT 9]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
8of88
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=28&tAyahNo=8&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#28:8

[028] Al Qashash Ayat 007

««•»»
Surah Al Qashash 7

وَأَوْحَيْنَا إِلَى أُمِّ مُوسَى أَنْ أَرْضِعِيهِ فَإِذَا خِفْتِ عَلَيْهِ فَأَلْقِيهِ فِي الْيَمِّ وَلَا تَخَافِي وَلَا تَحْزَنِي إِنَّا رَادُّوهُ إِلَيْكِ وَجَاعِلُوهُ مِنَ الْمُرْسَلِينَ
««•»»
wa-awhaynaa ilaa ummi muusaa an ardhi'iihi fa-idzaa khifti 'alayhi fa-alqiihi fii alyammi walaa takhaafii walaa tahzanii innaa raadduuhu ilayki wajaa'iluuhu mina almursaliina
««•»»
Dan kami ilhamkan kepada ibu Musa; "Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati, karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan men- jadikannya (salah seorang) dari para rasul.
««•»»
We revealed to Moses’ mother, [saying], ‘Nurse him; then, when you fear for him, cast him into the river, and do not fear or grieve, for We will restore him to you and make him one of the apostles.’
««•»»

Adalah suatu hal yang sangat mengerikan dan mencemaskan setiap ibu yang akan melahirkan anaknya dan mengetahui bahwa anak itu akan direnggutkan dari pangkuannya kemudian dibunuh tanpa rasa iba dan belas kasihan. Demikianlah halnya ibu Musa ketika melahirkannya.

Walaupun kelahiran Musa dapat di sembunyikan tetapi lama kelamaan pasti akan diketahui pula oleh tukang jagal anak-anak. Yang banyak bertebaran di segala pelosok negeri, dan akhirnya nasib bayinya itu akan sama saja dengan nasib bayi-bayi Bani Israel lainnya yaitu : direnggut dari ibunya dan dipenggal kepalanya. Inilah yang selalu ditakuti dan dicemaskan oleh ibu Musa setelah ia melahirkannya.

Ia selalu dalam keadaan gelisah dan khawatir memikirkan nasib anaknya yang telah dikandungnya dengan susah payah selama sembilan bulan yang menjadi harapan setelah bayi itu besar, karena itu ia selalu memohon doa kepada Tuhan agar anaknya itu diselamatkan dan terlepas dari bahaya maut yang selalu mengancamnya.

Dalam keadaan gelisah dan cemas itulah Allah mengilhamkan kepada ibunya bahwa dia tidak perlu khawatir dan cemas. Hendaklah dia tetap menyusukannya dan menjaganya dengan sebaik-baiknya.

Bila dia merasa takut juga karena ada tanda-tanda bahwa anaknya itu akan diketahui juga, maka hendaklah melemparkan anak itu ke sungai Nil dan janganlah sekali-kali merasa ragu dan khawatir, karena Allah akan menjaga dan membelanya dan akan -mengembalikannya kepada pangkuannya, dia pula yang akan menyusuinya dan nanti anak itu akan menjadi Rasul Allah yang akan menyampaikan dakwah kepada Firaun sendiri.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan kami ilhamkan) wahyu berupa ilham atau ilham melalui mimpi (kepada ibu Musa) Musa adalah bayi yang dimaksud oleh peramal Firaun, dan tidak ada seorang pun mengetahui kelahirannya selain saudara perempuannya sendiri. ("Susukanlah dia! Apabila kamu khawatir terhadapnya maka hanyutkanlah dia ke dalam sungai) yakni sungai Nil (dan janganlah kamu khawatir) ia akan tenggelam (dan janganlah bersedih hati) karena berpisah dengan bayimu itu (karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya salah seorang dari para Rasul.") maka ibu Musa menyusukan Musa selama tiga bulan, selama itu Musa tidak pernah menangis. Akhirnya ibu Musa merasa khawatir akan keselamatan Musa, lalu ia menaruh Musa yang masih bayi itu ke dalam sebuah peti dilapisi dengan ter/aspal sebelah dalamnya, supaya air jangan masuk lalu dihanyutkan ke sungai Nil, di waktu malam hari.

««•»»
And We revealed, by inspiration or in a dream, to the mother of Moses — who was the said new-born; his sister was the only other person aware of his birth — ‘Suckle him, then, when you fear for him, cast him into the waters, namely, the Nile, and do not fear, that he should drown, or grieve, for being separated from him, for We will restore him to you and make him one of the messengers’. She suckled him for three months during which he never cried. She then began to fear for him and so she placed him in a basket coated with pitch and made as a cradle for him on the inside. She then closed it and cast it into the waters of the Nile at night.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 6][AYAT 8]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
7of88
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=28&tAyahNo=7&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#28:7

[028] Al Qashash Ayat 006

««•»»
Surah Al Qashash 6

وَنُمَكِّنَ لَهُم فِي الأَرضِ وَنُرِيَ فِرعَونَ وَهامانَ وَجُنودَهُما مِنهُم ما كانوا يَحذَرونَ
««•»»
wanumakkina lahum fii al-ardhi wanuriya fir'awna wahaamaana wajunuudahumaa minhum maa kaanuu yahtsaruuna
««•»»
Dan akan Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi dan akan Kami perlihatkan kepada Fir'aun dan Haman beserta tentaranya apa yang selalu mereka khawatirkan dari mereka itu {1114}.
{1114} Fir`aun selalu khawatir bahwa kerajaannya akan dihancurkan oleh Bani Israil karena itu Dia membunuh anak-anak laki-laki yang lahir dalam kalangan Bani Israil. ayat ini menyatakan bahwa akan terjadi apa yang dikhawatirkannya itu.
««•»»
and to establish them in the land, and to show Pharaoh and Hāmān and their hosts from them[1] that of which they were apprehensive.
[1] That is, from the Israelites.
««•»»

Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa Dia akan melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada Bani Israel yang tertindas dan lemah itu dengan memberikan kepada mereka kekuasaan duniawi dan kekuasaan agama. Maka berdirilah berkat perjuangan mereka satu kerajaan yang besar dan kuat di negeri Syam dan akhirnya mereka mempunyai kekuasaan yang besar di Mesir yang dahulunya pernah menindas dan memperbudak mereka.

Hal ini ditegaskan Allah lagi dalam ayat lain Firman-Nya
وأورثنا القوم الذين كانوا يستضعفون مشارق الأرض ومغاربها التي باركنا فيها وتمت كلمة ربك الحسنى على بني إسرائيل بما صبروا ودمرنا ما كان يصنع فرعون وقومه وما كانوا يعرشون
Dan Kami pusakakan kepada kaum yang telah ditindas itu, negeri-negeri bahagian Timur dan bahagian Baratnya yang telah Kami beri berkah padanya Dan telah sempurnalah perkataan Tuhanmu yang baik (sebagai janji) untuk Bani Israel disebabkan kesabaran mereka. Dan Kami hancurkan apa yang telah dibuat Firaun dan kaumnya dan apa yang telah dibangun mereka.
(QS. Al A'raaf [7]:137)

Demikianlah bila Allah menghendaki sesuatu pastilah terlaksana. Bagaimanapun kuatnya Firaun dengan tentaranya dan kekayaannya dan bagaimanapun lemahnya Bani Israel sampai tidak mempunyai kekuasaan sedikitpun bahkan selalu ditindas, dianiaya dan diambil terhadapnya tindakan permusuhan, tetapi karena Allah hendak memulihkan mereka ada saja jalan dan kesempatan bagi mereka untuk bangun dan bergerak, berkat keuletan dan kesabaran, mereka berhasil juga sampai menguasai negeri Mesir yang pernah memperbudak mereka.

Allah memperlihatkan kepada Firaun apa yang selalu ditakutinya, ditakuti oleh Haman menterinya dan ditakuti oleh tentaranya yaitu runtuhnya kerajaan mereka dengan lahirnya seorang bayi, yaitu Musa yang luput dari pengawasan Firaun. Bahkan bayi itu diasuh dan dididik di istana Firaun, dimanjakan, dibesarkan dengan penuh kasih sayang, padahal bayi itulah nanti di waktu besarnya yang akan menumbangkan kekuasaannya menghancurkan tentaranya dan menaklukkan negaranya.

Bagaimana perihnya luka yang ditimbulkan dalam hati Firaun ketika ia melihat anak yang disayangi dan dimanjakan yang menantangnya dan melawan kekuasaannya, tetapi apa hendak dikata kesombongan, takabur dan keangkuhannya tak ada gunanya lagi bila berhadapan dengan kekuasaan Allah dan keperkasaan-Nya. Pendeknya semua tindakan Firaun itu kontan dibalas dengan tindakan yang setimpal.

Ada lima tindakan yang dilakukan oleh Firaun yang melampaui batas:
  1. Dia menganggap dirinya berkuasa mutlak karena itu ia bersikap takabur dan sombong sampai mendakwakan dirinya sebagai tuhan.
  2. Untuk menjamin kelestarian kekuasaannya dia memecah belah bangsanya dan ingin memusnahkan golongan yang menentangnya.
  3. Dia membunuh semua bayi laki-laki Bani Israel.
  4. Dia biarkan anak-anak perempuan mereka hidup untuk dipekerjakan dan diambil jadi gundik.
  5. Dia berlaku sewenang-wenang dan berbuat kerusakan di muka bumi.
Lima tindakan Firaun itu dibalasi oleh Allah dengan lima tindakan pula, yaitu:
  1. Allah membebaskan Bani Israel dari cengkeraman Firaun dan kaumnya.
  2. Allah menjadikan Bani Israel yang tertindas itu, karena taatnya kepada Allah, menjadi pemuka dan pemimpin di dunia dan akhirat.
  3. Allah mewariskan kepada mereka negeri Syam dengan menjadikan mereka berkuasa di sana.
  4. Allah mewariskan pula kepada mereka negeri Mesir.
  5. Allah memperlihatkan kepada Firaun, Haman dan tentaranya bagaimana runtuhnya kekuasaan mereka.
Demikianlah Allah memperlihatkan kekuasaan-Nya. Suatu hal yang rasanya tidak mungkin terjadi yaitu tumbangnya suatu kekuasaan besar oleh orang-orang yang lemah karena ditindas dan dianiaya. Benarlah Allah memberikan kekuasaan kepada siapa yang dikehendaki-Nya, membuat dan mencabut kekuasaan dari siapa yang dikehendaki-Nya.

Sebagai tersebut dalam firman-Nya:
قل اللهم مالك الملك تؤتي الملك من تشاء وتنزع الملك ممن تشاء وتعز من تشاء وتزل من تشاء بيدك الخير إنك على كل شيء قدير
Katakanlah "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebaikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu".
(QS. Ali Imran [3]:26)

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan akan Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi) di negeri Mesir dan negeri Syam (Dan akan Kami perlihatkan kepada Firaun dan Haman beserta tentaranya) menurut qiraat yang lain dibaca Wa Yara Firaunu Wa Hamanu Wa Junuduhuma (apa yang selalu mereka khawatirkan dari mereka itu) tentang bayi yang akan lahir, yang kelak akan melenyapkan kerajaannya.
««•»»
and to establish them in the land, the land of Egypt and Syria, and to show Pharaoh and Hāmān and their hosts (a variant reading has wa-yarā Fir‘awnu wa-Hāmānu wa-junūduhumā, ‘so that Pharaoh and Hāmān and their hosts might see’, with all three [nouns] in the nominative) from them that of which they were apprehensive, [that which] they feared of the new-born [Israelite] who would bring about the end of their kingdom.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 5][AYAT 7]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
6of88
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=28&tAyahNo=6&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#28:6

[028] Al Qashash Ayat 005

««•»»
Surah Al Qashash 6

وَنُمَكِّنَ لَهُم فِي الأَرضِ وَنُرِيَ فِرعَونَ وَهامانَ وَجُنودَهُما مِنهُم ما كانوا يَحذَرونَ
««•»»
wanumakkina lahum fii al-ardhi wanuriya fir'awna wahaamaana wajunuudahumaa minhum maa kaanuu yahtsaruuna
««•»»
Dan akan Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi dan akan Kami perlihatkan kepada Fir'aun dan Haman beserta tentaranya apa yang selalu mereka khawatirkan dari mereka itu {1114}.
{1114} Fir`aun selalu khawatir bahwa kerajaannya akan dihancurkan oleh Bani Israil karena itu Dia membunuh anak-anak laki-laki yang lahir dalam kalangan Bani Israil. ayat ini menyatakan bahwa akan terjadi apa yang dikhawatirkannya itu.
««•»»
and to establish them in the land, and to show Pharaoh and Hāmān and their hosts from them[1] that of which they were apprehensive.
[1] That is, from the Israelites.
««•»»

Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa Dia akan melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada Bani Israel yang tertindas dan lemah itu dengan memberikan kepada mereka kekuasaan duniawi dan kekuasaan agama. Maka berdirilah berkat perjuangan mereka satu kerajaan yang besar dan kuat di negeri Syam dan akhirnya mereka mempunyai kekuasaan yang besar di Mesir yang dahulunya pernah menindas dan memperbudak mereka.

Hal ini ditegaskan Allah lagi dalam ayat lain Firman-Nya
وأورثنا القوم الذين كانوا يستضعفون مشارق الأرض ومغاربها التي باركنا فيها وتمت كلمة ربك الحسنى على بني إسرائيل بما صبروا ودمرنا ما كان يصنع فرعون وقومه وما كانوا يعرشون
Dan Kami pusakakan kepada kaum yang telah ditindas itu, negeri-negeri bahagian Timur dan bahagian Baratnya yang telah Kami beri berkah padanya Dan telah sempurnalah perkataan Tuhanmu yang baik (sebagai janji) untuk Bani Israel disebabkan kesabaran mereka. Dan Kami hancurkan apa yang telah dibuat Firaun dan kaumnya dan apa yang telah dibangun mereka.
(QS. Al A'raaf [7]:137)

Demikianlah bila Allah menghendaki sesuatu pastilah terlaksana. Bagaimanapun kuatnya Firaun dengan tentaranya dan kekayaannya dan bagaimanapun lemahnya Bani Israel sampai tidak mempunyai kekuasaan sedikitpun bahkan selalu ditindas, dianiaya dan diambil terhadapnya tindakan permusuhan, tetapi karena Allah hendak memulihkan mereka ada saja jalan dan kesempatan bagi mereka untuk bangun dan bergerak, berkat keuletan dan kesabaran, mereka berhasil juga sampai menguasai negeri Mesir yang pernah memperbudak mereka.

Allah memperlihatkan kepada Firaun apa yang selalu ditakutinya, ditakuti oleh Haman menterinya dan ditakuti oleh tentaranya yaitu runtuhnya kerajaan mereka dengan lahirnya seorang bayi, yaitu Musa yang luput dari pengawasan Firaun. Bahkan bayi itu diasuh dan dididik di istana Firaun, dimanjakan, dibesarkan dengan penuh kasih sayang, padahal bayi itulah nanti di waktu besarnya yang akan menumbangkan kekuasaannya menghancurkan tentaranya dan menaklukkan negaranya.

Bagaimana perihnya luka yang ditimbulkan dalam hati Firaun ketika ia melihat anak yang disayangi dan dimanjakan yang menantangnya dan melawan kekuasaannya, tetapi apa hendak dikata kesombongan, takabur dan keangkuhannya tak ada gunanya lagi bila berhadapan dengan kekuasaan Allah dan keperkasaan-Nya. Pendeknya semua tindakan Firaun itu kontan dibalas dengan tindakan yang setimpal.

Ada lima tindakan yang dilakukan oleh Firaun yang melampaui batas:
  1. Dia menganggap dirinya berkuasa mutlak karena itu ia bersikap takabur dan sombong sampai mendakwakan dirinya sebagai tuhan.
  2. Untuk menjamin kelestarian kekuasaannya dia memecah belah bangsanya dan ingin memusnahkan golongan yang menentangnya.
  3. Dia membunuh semua bayi laki-laki Bani Israel.
  4. Dia biarkan anak-anak perempuan mereka hidup untuk dipekerjakan dan diambil jadi gundik.
  5. Dia berlaku sewenang-wenang dan berbuat kerusakan di muka bumi.
Lima tindakan Firaun itu dibalasi oleh Allah dengan lima tindakan pula, yaitu:
  1. Allah membebaskan Bani Israel dari cengkeraman Firaun dan kaumnya.
  2. Allah menjadikan Bani Israel yang tertindas itu, karena taatnya kepada Allah, menjadi pemuka dan pemimpin di dunia dan akhirat.
  3. Allah mewariskan kepada mereka negeri Syam dengan menjadikan mereka berkuasa di sana.
  4. Allah mewariskan pula kepada mereka negeri Mesir.
  5. Allah memperlihatkan kepada Firaun, Haman dan tentaranya bagaimana runtuhnya kekuasaan mereka.
Demikianlah Allah memperlihatkan kekuasaan-Nya. Suatu hal yang rasanya tidak mungkin terjadi yaitu tumbangnya suatu kekuasaan besar oleh orang-orang yang lemah karena ditindas dan dianiaya. Benarlah Allah memberikan kekuasaan kepada siapa yang dikehendaki-Nya, membuat dan mencabut kekuasaan dari siapa yang dikehendaki-Nya.

Sebagai tersebut dalam firman-Nya:
قل اللهم مالك الملك تؤتي الملك من تشاء وتنزع الملك ممن تشاء وتعز من تشاء وتزل من تشاء بيدك الخير إنك على كل شيء قدير
Katakanlah "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebaikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu".
(QS. Ali Imran [3]:26)

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi Mesir itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin) menjadi panutan dalam hal kebaikan; lafal A-immatan dapat dibaca Tahqiq dan Tas-hil (dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi) kerajaan Firaun.
««•»»
And We desired to show favour to those who were oppressed in the land, and to make them exemplars (read a’immatan, pronouncing both hamzas, or by replacing the second one with a yā’) whose good example would be followed, and to make them the inheritors, of Pharaoh’s kingdom;
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 5][AYAT 7]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
6of88
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=28&tAyahNo=5&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#28:6

[028] Al Qashash Ayat 004

««•»»
Surah Al Qashash 4

إِنَّ فِرْعَوْنَ عَلَا فِي الْأَرْضِ وَجَعَلَ أَهْلَهَا شِيَعًا يَسْتَضْعِفُ طَائِفَةً مِنْهُمْ يُذَبِّحُ أَبْنَاءَهُمْ وَيَسْتَحْيِي نِسَاءَهُمْ إِنَّهُ كَانَ مِنَ الْمُفْسِدِينَ
««•»»
inna fir'awna 'alaa fii al-ardhi waja'ala ahlahaa syiya'an yastadh'ifu thaa-ifatan minhum yudzabbihu abnaa-ahum wayastahyii nisaa-ahum innahu kaana mina almufsidiina
««•»»
Sesungguhnya Fir'aun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dengan menindas segolongan dari mereka, menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka {1112}. Sesungguhnya Fir'aun termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan.

{1112} Golongan yang ditindas itu ialah Bani Israil, yang anak- anak laki-laki mereka dibunuh dan anak-anak perempuan mereka dibiarkan hidup.
««•»»
Indeed Pharaoh tyrannized over the land, reducing its people to factions, abasing one group of them, slaughtering their sons and sparing their women. Indeed He was one of the agents of corruption.
««•»»

Pada ayat ini Allah SWT menerangkan kisah Firaun yang mempunyai kekuasaan mutlak di negeri Mesir, tak satu kekuasaan yang lebih tinggi dari kekuasaannya, apa saja yang disukai dan dikehendakinya harus terlaksana, semua rakyat tunduk dan patuh di bawah perintahnya sampai dia mengangkat dirinya menjadi tuhan.

Dengan kekuasaan mutlak itu ia dapat melakukan kelaliman dan penganiayaan dengan sewenang-wenang. Pemerintahnya bukan berdasar keadilan dan akhlak yang mulia, tetapi berdasarkan kemauan dan keinginannya semata.

Dipecah belahnya kaumnya kepada beberapa golongan dan ditanamkannya pada golongan-golongan itu benih pertentangan dan permusuhan agar dia tetap berkuasa terhadap mereka. Apa saja gerakan yang dirasakannya menentang kekuasaannya harus dibasmi dan dikikis habis. Kalau ada berita atau issu yang mengatakan bahwa seseorang atau satu golongan berusaha untuk menumbangkan kekuasaannya atau mungkin menjadi sebab bagi kejatuhannya, pastilah orang atau golongan itu dimusnahkannya.

Golongan yang dianggap setia dan selalu menunjang dan mengokohkan singgasananya dimuliakan dan didekatkan, diberi berbagai macam fasilitas dan keistimewaan agar golongan itu dapat berkembang dan menjadi kuat dan jaya.

Demikianlah Firaun telah menindas golongan Bani Israel karena dianggapnya golongan yang berbahaya, golongan yang bila dibiarkan pasti akan merubuhkan pemerintahannya. Dia memperlakukan golongan ini dengan sewenang-wenang direndahkan dan dihinakan malah dianggap sebagai golongan budak yang tidak mempunyai apa-apa kecuali untuk hekerja paksa membangun piramid dan mengerjakan pekerjaan-pekerjaan kasar dan berat lainnya. Apalagi setelah ia mendengar dari tukang-tukang tenung bahwa yang akan merubuhkan kekuasaannya ialah Bani Israel.

Semenjak itu Firaun telah bertekad bulat untuk membasmi golongan ini. Selain dengan memperlemah dan memperbudak mereka, diambilnya lagi suatu tindakan kejam, tidak berperikemanusiaan yaitu setiap anak laki-laki yang lahir di kalangan Bani Israel harus dibunuh seketika, tanpa belas kasihan tanpa memperdulikan ratap tangis ibu, karena anaknya yang dikandungnya dengan susah payah selama sembilan bulan dan menjadi tumpuan harapannya dan buah hatinya direnggutkan dari pangkuannya.

Dengan tindakan ini Firaun menyangka bahwa Bani Israel tentu akan musnah dengan sendirinya karena tidak ada lagi bibit yang akan tumbuh dan berkembang. Adapun anak-anak perempuan dibiarkan hidup, karena anak-anak perempuan itu dapat dipergunakan tenaganya dan dapat pula dijadikan gundik untuk memuaskan hawa nafsu birahinya dan nafsu birahi kaumnya. Oleh karena itu Allah mencapnya sebagai orang yang berbuat kebinasaan di muka bumi. Kalau ada perikemanusiaan sedikit saja dalam hatinya tentu dia tidak akan berlaku sekejam itu.

Banyak cara-cara lain yang tidak bertentangan dengan perikemanusiaan dapat dilakukan oleh Firaun untuk membendung terjadinya apa yang ditakutinya itu tetapi karena hatinya sudah keras membatu dan pikirannya sudah gelap tak ada sedikit cahayapun yang meneranginya tak ada jalan yang tampak olehnya kecuali membasmi semua anak laki-laki Bani Israel. Disebarkannya mata-mata ke seluruh pojok negeri Mesir untuk menyelidiki semua perempuan. Bila ada di antara mereka yang hamil dicatatlah perempuan itu dan ditunggu datangnya masa melahirkan. Bila yang dilahirkan anak perempuan akan dibiarkan saja, tetapi kalau yang dilahirkan anak laki-laki langsung anak itu diambil untuk dibunuh.

Tetapi apakah dengan tindakan itu Firaun dapat mempertahankan kekuasaannya? Pasti tidak, Karena di balik kekuasaannya itu ada kekuasaan yang jauh lebih perkasa yaitu kekuasaan Allah SWT yang tak dapat dikalahkan oleh siapapun. Dia lah Maha Pencipta Maha Kuasa dan Maha Perkasa.

Diriwayatkan oleh As-Suddi, Firaun bermimpi melihat api datang ke negerinya dari Baitulmakdis. Api itu membakar rumah-rumah kaum Qibti dan membiarkan rumah-rumah Bani Israel. Firaun bertanya kepada orang-orang cerdik pandai dan tukang-tukang tenung. Tukang-tukang tenung menjawab bahwa takwil mimpi itu ialah akan lahir seorang anak laki-laki (dari Bani Israel) yang akan meruntuhkan kekuasaannya di Mesir. Maka takwil inilah yang mendorong Firaun melakukan tindakan kejam dan ganas itu.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Sesungguhnya Firaun telah berbuat sewenang-wenang) yaitu berbuat zalim (di muka bumi) di negeri Mesir (dan menjadikan penduduknya berpecah-belah) maksudnya terpecah-pecah, semuanya berkhidmat kepada dirinya (dengan menindas segolongan dari mereka) yakni kaum Bani Israel (menyembelih anak laki-laki mereka) yang baru dilahirkan (dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka) karena juru peramal telah mengatakan kepada Firaun, bahwa akan ada seorang anak lelaki yang akan dilahirkan di Bani Israel, ia bakal menjadi penyebab hilangnya takhta kerajaan. (Sesungguhnya Firaun termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan) yakni gemar membunuh dan melakukan perbuatan-perbuatan kejam lainnya.
««•»»
Truly Pharaoh had exalted himself in the land, the land of Egypt, and reduced its people into sects, groups, to serve him, oppressing a group of them, namely, the Children of Israel, slaughtering their sons, the new-born, and sparing their women, keeping them alive — for some of the [Egyptian] priests had told him, ‘A new-born of the Children of Israel shall bring about the end of your kingdom’. Indeed he was of those who cause corruption, through [the use of] slaughter and otherwise.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 3][AYAT 5]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
4of88
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=28&tAyahNo=4&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#28:4

[028] Al Qashash Ayat 003

««•»»
Surah Al Qashash 3

نَتْلُوا عَلَيْكَ مِنْ نَبَإِ مُوسَى وَفِرْعَوْنَ بِالْحَقِّ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
««•»»
natluu 'alayka min naba-i muusaa wafir'awna bialhaqqi liqawmin yu/minuuna
««•»»
Kami membacakan kepadamu sebagian dari kisah Musa dan Fir'aun de- ngan benar untuk orang-orang yang beriman.
««•»»
We relate to you truly some of the account of Moses and Pharaoh for a people who have faith.
««•»»

Pada ayat ini Allah menjelaskan bahwa Dia membacakan kepada Nabi Muhammad saw dengan perantaraan Jibril ayat-ayat yang berhubungan dengan kisah Nabi Musa dengan Firaun untuk menjadi pelajaran bagi orang-orang yang beriman agar mereka memperhatikan kisah itu supaya bertambah kuat iman mereka dengan mengetahui nasib orang-orang yang durhaka dan terlepasnya orang-orang mukmin dari tindasan orang-orang yang zalim dan agar mereka bertambah yakin bahwa Alquran memang wahyu yang diturunkan Allah kepada Muhammad saw.

Dalam ayat ini disebutkan bahwa kisah Nabi Musa dikisahkan khusus bagi kaum mukminin saja, pada hal Alquran diturunkan untuk semua umat manusia baik yang beriman maupun yang kafir, adalah untuk menjelaskan bahwa orang-orang yang berimanlah yang dapat mengambil manfaat dari pembacaan kisah-kisah umat yang dahulu karena mereka mempunyai pikiran yang jernih, hati yang suci belum dipengaruhi oleh hal-hal yang mengotori jiwa dan akal mereka. Adapun orang-orang yang kafir dan tetap dalam kekafiran tidak akan mungkin mendapat manfaat dari padanya, karena mereka telah jauh terperosok ke dalam kemusyrikan dan hati mereka telah banyak dikotori oleh dengki sombong dan takabur, suka memperturutkan hawa nafsu sehingga sulitlah bagi mereka menerima kebenaran selama kebenaran itu bertentangan dengan keinginan dan kemauan mereka.

Bagaimanapun jelasnya ayat-ayat dan bukti-bukti yang dikemukakan kepada mereka, namun mereka akan tetap mengingkarinya dan tetap menolaknya dengan berbagai alasan yang dicari-cari seperti mengatakan bahwa Muhammad Saw sudah gila atau mukjizat yang diturunkan kepadanya hanya sihir belaka.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Kami membacakan) Kami menceritakan (kepadamu sebagian dari kisah) yakni cerita (Musa dan Firaun dengan benar) dengan sebenarnya (untuk orang-orang yang beriman) untuk kepentingan mereka, karena hanya merekalah orang-orang yang dapat mengambil manfaat daripadanya.
««•»»
We will recount, narrate, to you [something] of the tale of Moses and Pharaoh truthfully, for a people who believe, for their sake, since they are the ones to benefit from such [an account].
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 2][AYAT 4]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
3of88
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=28&tAyahNo=3&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#28:3

[028] Al Qashash Ayat 002

««•»»
Surah Al Qashash 2

تِلْكَ آيَاتُ الْكِتَابِ الْمُبِينِ
««•»»
tilka aayaatu alkitaabi almubiini
««•»»
Ini adalah ayat-ayat Kitab (Al Qur'an) yang nyata (dari Allah).
««•»»
These are the signs of the Manifest Book.
««•»»

Pada ayat ini Allah menegaskan bahwa ayat-ayat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw adalah ayat-ayat dari Alquran yang jelas dan terang yang memberikan keterangan tentang hal-hal yang berkaitan dengan urusan .agama dan membukakan tabir rahasia umat-umat yang dahulu yang kebenaran beritanya tidak banyak dikenal oleh manusia di masa itu.

Oleh sebab itu jelaslah bahwa Alquran bukan bikinan Muhammad saw sebagaimana dituduhkan oleh orang-orang musyrik, karena Muhammad adalah seorang ummi yang tidak tahu menulis dan membaca dan tidak pernah belajar kepada orang-orang pandai apalagi kepada pendeta-pendeta Ahli Kitab.

Dari mana Nabi Muhammad Saw dapat mengetahui kisah umat-umat yang telah berlalu masanya selama berabad-abad kalau tidak dari wahyu yang telah diturunkan Allah kepadanya yaitu Al Quranul Karim.

Karena itu tidak dapat diragukan lagi bahwa ayat-ayat Alquran yang jelas dan terang itu yang mengandung hukum-hukum dan hal-hal yang berhubungan dengan agama serta kisah-kisah mengenai umat-umat dahulu kala, adalah benar-benar wahyu dari Allah SWT.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Ini adalah) (ayat-ayat Kitab) sebagian dari Al Quran (yang nyata) untuk membedakan antara perkara yang hak dengan perkara yang batil.
««•»»
Those, namely, these signs, are the signs of the Manifest Book (the genitive annexation conveys the [partitive] sense of min, ‘of’ [‘verses from the Manifest Book’]), [the Manifest Book] which reveals truth from falsehood.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 1][AYAT 3]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
2of88
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=28&tAyahNo=2&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#28:2